Bisnis.com, JAKARTA - Ajang Indonesia Open 2022 kian menarik antusiasme penonton, sebab setelah penantian panjang akhirnya agenda BWF Super 1000 tersebut kembali bermuara di Istora Senayan, Jakarta.
Terakhir kali Indonesia Open di Istora bergulir pada 2019. Adapun, Indonesia Open 2020 dibatalkan akibat pandemi Covid-19 sementara Indonesia Open 2021 terpaksa digelar tertutup dengan sistem bubble di Bali.
Salah satu penonton asal Bogor, Safitri Titani Hardani, mengaku bersyukur akhirnya Indonesia Open kembali ke Jakarta. Menurutnya, Istora merupakan rumah dari salah satu turnamen bulu tangkis paling bergengsi tersebut.
"Akhirnya kembali lagi ke Istora, Rasanya senang banget! Soalnya, sudah lama pengen nonton secara langsung dan melihat sendiri atmosfernya (Istora), akhirnya tercapai (untuk menonton langsung) sudah seperti cita-cita," kata Safitri Titani Hardani kepada Bisnis.
Selanjutnya penonton dari Cibubur, Dimas, yang mengaku berangkat setelah Subuh agar bisa mengantri tiket demi melihat penampilan atlet-atlet yang berlaga mewakili Tanah Air.
"Kemeriahan suporter untuk tetap mendukung pemain Indonesia, sampai rela mengantri tiket dari pagi buta. Istora kembali semarak dan meriah dengan teriakan khas Istora," ujar Dimas.
Baca Juga
Adapun, turnamen East Ventures Indonesia Open 2022 merupakan bagian dari HSBC BWF World Tour Super 1000. Turnamen ini tak hanya menjadi ajang bergengsi kelas dunia bagi para atlet bulu tangkis nasional dan internasional.
Namun juga menjawab rasa rindu para pecinta bulu tangkis di Tanah Air untuk kembali melihat secara langsung aksi gemilang para bintang top dunia.
East Ventures Indonesia Open 2022 baru saja usai setelah dilaksanakan di Istora Senayan sejak 14 Juni hingga 19 Juni 2022.
Indonesia Open 2022 diawali dengan pertandingan 32 besar dan berakhir dengan final di penghujung pelaksanaannya.
Meskipun, atlet tuan rumah belum berhasil mencapai partai final, tetapi antusiasme pecinta bulu tangkis tidak pudar. Contohnya Cesarah Dian Lestari yang tetap menonton partai final untuk memperebutkan juara dari masing-masing sektor.
"Tetap seru sih meski tidak ada wakil tuan rumah di final, antusiasmenya luar biasa walaupun bukan atlet Indonesia yang main, tetapi seru sekali, apalagi jika atlet kita yang bermain pastinya lebih ramai lagi sorakan penonton," katanya.
Dalam turnamen berhadiah total US$1,2 juta tersebut, dari empat wakil yang tersisa di perempat final, semuanya gagal memetik kemenangan. Akhirnya, tidak ada wakil Indonesia yang lolos ke semifinal.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (Sekjen PP PBSI) Muhammad Fadil Imran berharap kegagalan atlet di ajang Super 1000 itu menjadi momentum bangkitnya prestasi-prestasi selanjutnya.
"Bulu tangkis itu selalu bisa mempersatukan Indonesia dari dulu hingga kini. Kerja sama ini telah mendukung prestasi bulu tangkis Indonesia. Saya berharap ke depan akan lahir Rudy-Rudy baru. Candra-Candra baru, Taufik-Taufik baru untuk menjaga prestasi bulutangkis Indonesia di pentas dunia," ucap Fadil.
Senada, meskipun hasil kurang memuaskan ditorehkan tim bulu tangkis tuan rumah pada ajang East Ventures Indonesia Open 2022 lantaran gagal melaju ke babak empat besar turnamen level super 1000, tetapi legenda bulu tangkis Indonesia Taufik Hidayat melihat hal lain, di mana kekalahan juga merupakan sahabat bagi atlet.
"Menang kalah itu biasa bagi atlet, tetapi semangat mereka yang luar biasa. Tidak apa kalah, tetapi perbaiki diri kemudian hari. Bangkit lagi, belajar lebih baik lagi dan kibarkan bendera Indonesia lebih tinggi lagi," ujarnya.