Bisnis.com, JAKARTA - Greysia Polii dan Apriyani Rahayu memastikan Indonesia akan meraih medali pertama dari bulu tangkis ganda putridi Olimpiade Tokyo 2020.
Hal itu dipastikan setelah Greysia dan Apriyani menjadi ganda putri Indonesia pertama yang berhasil lolos ke final Olimpiade. Pada pertandingan semifinal bulu tangkis ganda putri Tokyo 2020, mereka mampu mengatasi perlawanan pasangan Korea Selatan Lee Sohee dan Shin Seungchan.
Greysia dan Apriyani tampil lepas dan menang dua set langsung dengan skor akhir 21-19, 21-17. Usai pertandingan tersebut, sebuah aksi menarik ditunjukkan pasangan ganda putri andalan Indonesia ini.
Apriyani yang memang lebih muda tampak mencium tangan seniornya, Greysia. Hal itu tampak dari potret yang beredar di akun media sosial dan ramai dikomentari warganet.
Seperti diketahui, pasangan ganda putri Indonesia yang pertama kali dipasangkan pada 2017 ini merupakan kombinasi pemain senior dan junior.
Gryesia yang lebih dahulu bergabung dengan timnas Indonesia pada Agustus 2021 akan berusia 34 tahun, sedangkan Rahayu berusia 23 tahun pada tahun ini.
Baca Juga
Greysia sudah melalui tiga ajang Olimpiade. Pada Olimpiade London 2012, Greysia dan pasangannya Meiliana Jauhari didiskualifikasi di London 2012 bersama dengan pasangan China dan Korea karena skandal pertandingan.
Pada Olimpiade Rio 2016 Greysia berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari, terhenti pada perempat final. Bahkan, Nitya harus mundur dari pelatnas karena cedera dan memaksasnya menjalani operasi bahu.
“Begitu banyak orang, bukan hanya saya, telah melalui kesulitan dan momen tak terlupakan juga. Saya kira Olimpiade London mengajari saya untuk tidak pernah menyerah pada impian Anda. Dan saya tahu saya tidak hanya mengatakannya, saya ingin bersungguh-sungguh setiap hari dalam hidup saya. Saya hanya benar-benar pergi hari demi hari, itu hanya bonus dari Tuhan bahwa saya bisa berada di sini dan di final Olimpiade pada tahun 2021,” jelasnya seperti dilansir laman resmi BWF.
Setelah Nitya Krishinda Maheswari pensiun, Greysia sempat berpikir untuk berhenti dari olahraga. Namun, pelatihnya Eng Hian dan keluarganya meyakinkannya untuk terus bermain.
Pada akhirnya, datanglah seorang rekan muda dan tangguh yang bisa memberinya kekuatan dari belakang yakni Apriyani Rahayu, memungkinkan dia untuk menciptakan permainan.
“Ini merupakan perjalanan panjang bagi saya. Begitulah cara Anda ingin menunggu dan bertahan. Dia bangkit entah dari mana, tiba-tiba di tahun 2017 ketika saya hendak pensiun usai Rio 2016," kata Greysia.
Pebulu tangkis ganda putri andalan Indonesia Greysia Polii dan Apriani Rahayu - Istimewa
“Pada tahun 2017 saya berada di tim nasional dan akan berhenti ketika pasangan saya [Maheswari[ cedera dan menjalani operasi, tetapi pelatih saya mengatakan tunggu sebentar dan bantu pemain muda untuk bangkit, dan dia datang. Dan kemudian kami memenangkan Korea Open dan Thailand Open dan begitulah cepatnya kami datang. Saya seperti, ya Tuhan, saya harus berlari selama empat tahun lagi!
“Aku tidak muda lagi. Tapi akhirnya dia [Apriyani] bangkit, lama banget aku nunggunya," jelasnya.
Apriyani sendiri mengaku terus mampu berkembang berkat tuntutan Greysia. Mereka adalah tandem yang saling melengkapi.
“Aku terus memberi tahu Greysia, jangan berhenti, mainkan saja denganku. Dan saya diyakinkan oleh motivasinya, kerja kerasnya setiap hari dan keinginannya untuk menjadi juara,” kata Apriyani.