Bisnis.com, JAKARTA - Kegagalan Kento Momota di Indonesia Open 2019 membuat pemain peringkat satu dunia itu belum setara dengan Taufik Hidayat maupun Lee Chong Wei yang mampu mempertahankan gelar di Indonesia Open.
Momota adalah juara bertahan tunggal putra di Indonesia Open 2018. Pemain Jepang itu berhasil membungkam tunggal Denmark Viktor Axelsen di final lewat dua set langsung 21-14, 21-9 dalam 38 menit.
Namun, selaku unggulan pertama di Indonesia Open 2019 dan juara bertahan, Momota secara mengejutkan harus menyerah dari tunggal China peringkat ke-29 dunia Huang Yu Xiang lewat rubber set 16-21, 21-11, 18-21.
Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan kekalahan Momota. Toh, dari tiga pertemuan kedua pemain sebelum Indonesia Open 2019, head to head cukup ketat yakni, 2-1 untuk Momota. Dengan kemenangan Yu Xiang kali ini, head to head keduanya menjadi imbang 2-2.
Sepanjang tahun ini, Momota pun tidak selalu juara. Memang, dia menjuarai beberapa turnamen besar seperti, All England, tetapi dia kerap tersandung juga di babak awal beberapa turnamen BWF tour tahun ini.
Di Malaysia Master 2019, Momota harus kandas di babak 32 besar oleh rekan senegaranya Kenta Nishimoto 15-21,21-14, 20-22. Lalu, sepekan kemudian, Momota kalah tragis di final dari Anders Antonsen 16-21, 21-14, 16-21.
Baca Juga
Kemudian, di Malaysia Open, Momota juga kandas di babak 16 besar di tangan Jonatan Christie dua set langsung 20-22, 15-21.
Meskipun begitu, peforma Momota juga tetap menakjubkan karena bisa menjadi juara sebanyak 4 kali dari total 8 turnamen individu yang diikutinya sepanjang tahun ini.
Sayangnya, pencapaian Momota di Indonesia Open 2019 kali ini membuat dirinya belum setara dengan Taufik Hidayat maupun Lee Chong Wei.
Indonesia Open adalah salah satu turnamen besar dalam BWF Tour yang setara All England. Apalagi, turnamen itu diselanggarakan di arena legendaris dunia yakni, Istora Senayan, yang terkenal dengan keriuhan penontonnya.
Diselanggarakan sejak 1982, tunggal putra menjadi salah satu sektor yang cukup sulit untuk mempertahankan gelar.
Sampai saat ini, baru ada tiga pemain yang mampu mempertahankan gelar hingga tiga kali berturut-turut. Ketiga pemain itu antara lain, Ardy Wiranata, Taufik Hidayat, dan Lee Chong Wei.
Ardy Wiranata menjadi pemain pertama yang mencatatkan hattrick di sektor tunggal putra Indonesia Open pada 1990-1992. Sempat absen juara pada 1993, Ardy secara menakjubkan kembali merah dua gelar berturut-turut pada 1994 dan 1995.
Taufik Hidayat lebih ganas, dia langsung menjuarai Indonesia Open ketika masih berumur belia pada 1999. Setahun kemudian, raja backhand asal Indonesia itu mampu mempertahankan gelar.
Mirip seperti Ardy, Taufik harus absen juara setahun pada 2001, tetapi si Anak Ajaib ini mencetak hattrick juara Indonesia Open di sektor tunggal putra pada 2002-2004.
Lima tahun kemudian, muncul pemain dari Negeri Jiran yang mampu menguasai Indonesia Open tiga tahun berturut-turut. Pemain itu adalah Lee Chong Wei yang berhasil meraih gelar hattrick Indonesia Open pada periode 2009-2011.
Nah, Momota bisa dibilang menjadi penguasa tunggal putra setelah Lee Chong Wei pensiun dan Lin Dan yang memasuki usia senja sebagai pemain.
Memang, tahun ini Momota gagal mengikuti jejak Taufik maupun Chong Wei, tetapi pemain berumur 24 tahun itu masih punya peluang besar di tahun berikutnya untuk mulai meniti hattrick gelar di salah satu turnamen besar BWF tersebut.