Bisnis.com, JAKARTA -- Anders Antonsen melanjutkan keberuntungannya di Istora Senayan. Kali ini, Antonsen melaju ke babak perempat final Indonesia Open 2019 setelah tunggal peringkat kedua dunia Shi Yuqi tidak melanjutkan pertandingan karena cedera.
Pemain tunggal putra Denmark itu seolah melanjutkan keberuntungannya ketika bermain di Istora saat bertanding melawan tunggal China Shi Yuqi di babak 16 besar Indonesia Open 2019.
Baru bermain 12 menit, Antonsen memastikan diri lanjut ke babak perempat final Indonesia Open setelah Shi Yuqi cedera. Skor akhir, Antonsen masih dalam posisi unggul 7-6 dari tunggal China tersebut. Di babak perempat final, Antonsen menunggu hasil pertemuan tunggal China Chen Long atau tunggal Malaysia Lee Zii Jia.
Sebelumnya, Antonsen mampu menang di babak pertama setelah mengalahkan tunggal Thailand Sitthikom Thammasin 21-16, 21-15.
Shi yuqi harus menyerah di babak 16 besar Indonesia Open 2019 setelah mengalami cedera saat melawan Anders Antonsen. / BWF
Baca Juga
Keberuntungan Antonsen di Istora akan diuji di babak perempat final. Jika Chen Long yang lolos, keajaiban Antonsen akan bisa dibuktikan.
Sejauh ini, Antonsen masih kalah head to head 1-5 dari pemain China peringkat 4 dunia tersebut. Pemain berusia 22 tahun itu harus mengakui keunggulan Chen Long dua set langsung 14-21, 18-21 dalam pertemuan terakhirnya di Singapura Open 2019.
Meskipun begitu, Antonsen pernah menang dari Chen Long pada pertemuan pertamanya di Prancis Open 2017. Kala itu, Antonsen unggul rubber set 15-21, 21-16, 21-16.
Jika bertemu dengan tunggal Malaysia Lee Zii Jia, Antonsen seperti mengulang kisah indah di Istora pada awal tahun ini. Saat itu, Antonsen mampu mengalahkan pemain Malaysia itu dua set langsung 21-13, 21-13.
Pertandingan itu pun menjadi satu-satunya pertemuan kedua pemain tersebut.
Peluang Antonsen mengecap kisah manis di Istora kedua kalinya pun terbuka lebar. Apalagi, peringkat satu dunia Kento Momota sudah dikandaskan tunggal China Huang Yu Xiang lewat rubber set 16-21, 21-11, 18-21.
Kento Momota harus terhenti di babak 16 besar Indonesia Open 2019 setelah dikalahkan tunggal China Huang Yu Xiang. / BWF
Sebelumnya, Antonsen memiliki kenangan indah di Istora pada awal tahun ini. Saat itu, dia menjadi juara di Indonesia Master 2019 setelah mengalahkan tunggal putra nomor satu dunia Kento Momota.
Di Final Indonesia Master 2019 saat itu, Kento Momota jelas lebih diunggulkan ketimbang Antonsen yang berperingkat 20 dunia saat itu.
Suara penonton istora pun sempat mendukung Momota, tetapi kerja keras dan permainan mati-matian Antonsen mencuri hati pendukung di komplek Senayan tersebut.
Dari teriakan Momota, penonton yang mayoritas pendukung Indonesia justru memberikan semangat kepada Antonsen. Status underdog pemain Denmark itu seolah membuat penonton ingin melihat kemenangan untuk pemain yang tak diunggulkan tersebut.
Hasilnya, Antonsen mampu membungkam keuletan Momota. Dia menang setelah mengalahkan Momota lewat rubber set 21-16, 14-21, 21-16 selama 1 jam 19 menit. Setelah selesai pertandingan, Antonsen melemparkan bajunya ke salah satu tribun penonton yang mendukungnya.
Menariknya lagi, saat itu Antonsen bertanding tanpa pendampingan dari pelatih. Pasalnya, pemain dan asosiasi Denmark sedang ada masalah sehingga para pemain harus mengeluarkan koceknya sendiri untuk ikut turnamen.
Kini Antonsen sudah mendekati peringkat 10 besar dunia. Kira-kira apakah keberuntungannya di Istora akan berlanjut di Indonesia Open 2019?