Bisnis.com, JAKARTA—Atlet yang satu ini sudah tidak perlu lagi diragukan prestasinya. Eko Yuli Irawan merupakan salah satu atlet elit kebanggaan Indonesia pada cabang olahraga angkat besi untuk kelas berat 62 kilogram.
SIMAK: Eko Yuli Irawan Persembahkan Emas Kelima untuk Indonesia di Asian Games 2018
Laki-laki kelahiran Lampung, 24 Juli 1989 ini mulai masuk klub angkat besi saat masih berusia 11 tahun. Eko lahir dalam kondisi keluarga yang berekonomi kurang mampu. Ayahnya, Saman bekerja sebagai tukang becak dan ibunya, Wastiah adalah seorang penjualan sayuran segar.
Kisah awal Eko berlatih olahraga berat ini dimulai saat dia melihat sekelompok orang berlatih olahraga yang kini menjadi profesi utamanya ini. Pelatih yang melihat Eko antusias saat melihat para atlet yang dilatihnya kemudian merekrutnya.
Setelah mendapatkan izin dari kedua orang tuanya, dia berlatih dengan keras dan disiplin. Hasil keseriusannya untuk berlatih itu memberikan hasil yang manis. Terbukti, saat masih berusia 17 tahun Eko masuk urutan kedelapan kejuaraan dunia untuk cabang olahraga angkat besi kelas 56 kilogram dengan total angkatan besi seberat 266 kilogram di Santo Domingo, Republik Dominika pada 2006.
Tahun berikutnya namanya makin cemerlang saat dia berhasil menyabet dua buah medali perunggu untuk kelas 56 kilogram di Kejuaraan Dunia 2007 Chiang Mai, Thailand.
Pada tahun yang sama, dia berhasil mengharumkan nama bangsa dengan membawa pulang medali emas kejuaraan dunia junior di Praha, Republik Ceko dimana dia juga terpilih sebagai lifter terbaik untuk ajang tersebut. Tak hanya itu, dia juga berhasil memperoleh medali emas pada ajang SEA Games 2007 di Thailand.
Namun pencapaiannya tidak berhenti di sana, pada 2008, Eko sukses berjaya membawa pulang medali emas pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII di Kalimantan Timur.
Setelah itu, dia berhasil mengharumkan nama bangsa pada ajang olahraga internasional lainnya yang dia ikuti. Berikut sederet medali yang berhasil diraih Eko selama sekitar 12 tahun menjadi atlet angkat besi;
Dua perak (salah satunya untuk kategori clean and Jerk dengan total angkatan 170 kilogram) dan satu perunggu untuk kategori Snatch dengan total angkatan 135 kilogram di Kejuaraan Asia 2008 Kanazawa, Jepang, kelas 62 kilogram.
Perunggu Olimpiade 2008 Beijing, kelas 56 kilogram, total angkatan 288 kilogram (angkatan Snatch 140 kilogram, Clean and Jerk 170 kilogram)
Perunggu Olimpiade 2012 London, kelas 62 kilogram, total angkatan 317 kilogram
Emas Sea Games 2007 Thailand, kelas 56 kilogram, total angkatan 284 kilogram
Emas SEA Games 2009 Vientiane, Laos, kelas 62 kilogram, total angkatan 300 kilogram
Perunggu Asian Games 2010 Guangzhou, China, kelas 62 kilogram, total angkatan 311 kilogram
Perunggu Asian Games 2014 Incheon, kelas 62 kilogram, total angkatan 308 kilogram
Emas SEA Games 2011 Indonesia, kelas 62 kilogram, total angkatan 302 kilogram
Emas SEA Games 2013 Myanmar, kelas 62 kilogram, total angkatan 304 kilogram
Perak Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, kelas 62 kilogram, total angkatan 312 kilogram
Perak SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Malaysia, kelas 62 kilogram, total angkatan 306 kilogram
Sekadar informasi, Eko tercatat sebagai atlet Indonesia pertama yang sukses meraih tiga medali dari tiga kali keikutsertaannya di Olimpiade.
Namun, keberhasilan Eko yang paling diingat saat dia berhasil membawa pulang medali perak untuk pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro waktu itu Eko langsung diberi bonus dari pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga sebesar Rp2 miliar dan tujangan hari tua yang diberikan kepadanya setiap tahun sebesar Rp15 juta.
Hari ini (21/8), tim angkat besi kelas 62 kilogram untuk kategori pria akan bertanding, akankah Eko menoreh sejarah baru?