Bisnis.com, INCHEON - Indonesia hanya menambah satu medali perunggu setelah hari kedelapan Asian Games 2014 Incheon, Korsel, dan terus merosot ke posisi 20 dalam daftar perolehan medali dengan tiga medali perak dan lima perunggu, Jumat (26/9/2014).
Medali perunggu tambahan disumbangkan dari cabang sepak takraw nomor tim putra, setelah dalam semifinal dikalahkan tuan rumah Korsel.
Pada pertandingan semifinal tanpa pendukung Merah-Putih di Bucheon Gymnasium itu, Indonesia pada game pertama kalah 21-18, 13-21, 19-21, dan game kedua 19-21, 21-19, 17-21.
"Atlet kami telah memberikan yang terbaik, pertandingan ini cukup menguras tenaga, berlangsung selama empat jam," kata pelatih cabang sepak takraw Muhammad Amkar seusai pertandingan, seperti dikutip Antara.
Negara | Emas | Perak | Perunggu | Total |
---|---|---|---|---|
China | 91 | 49 | 39 | 179 |
Korea Selatan | 31 | 37 | 36 | 104 |
Jepang | 30 | 42 | 35 | 107 |
Kazakhstan | 8 | 9 | 17 | 34 |
Korea Utara | 6 | 7 | 9 | 22 |
Iran | 5 | 6 | 4 | 15 |
Taiwan | 5 | 3 | 7 | 15 |
Hong Kong | 4 | 5 | 17 | 26 |
Mongolia | 4 | 3 | 6 | 13 |
Malaysia | 2 | 5 | 6 | 13 |
Qatar | 2 | 0 | 1 | 3 |
Myanmar | 2 | 0 | 0 | 2 |
Vietnam | 1 | 6 | 18 | 25 |
Singapura | 1 | 3 | 7 | 11 |
Kuwait | 1 | 3 | 2 | 6 |
India | 1 | 2 | 14 | 17 |
Thailand | 1 | 0 | 8 | 9 |
Pakistan | 1 | 0 | 1 | 2 |
Uzbekistan | 0 | 4 | 8 | 12 |
Indonesia | 0 | 3 | 5 | 8 |
Makau | 0 | 3 | 0 | 3 |
Filipina | 0 | 2 | 1 | 3 |
Turkmenistan | 0 | 1 | 2 | 3 |
Laos | 0 | 1 | 1 | 2 |
Banglades | 0 | 1 | 0 | 1 |
Lebanon | 0 | 1 | 0 | 1 |
Irak | 0 | 0 | 1 | 1 |
UEA | 0 | 0 | 1 | 1 |
Sri Lanka | 0 | 0 | 1 | 1 |
Maladewa | 0 | 0 | 0 | 0 |
Kyrgzstan | 0 | 0 | 0 | 0 |
Nepal | 0 | 0 | 0 | 0 |
Oman | 0 | 0 | 0 | 0 |
Arab Saudi | 0 | 0 | 0 | 0 |
Syria | 0 | 0 | 0 | 0 |
Tajikistan | 0 | 0 | 0 | 0 |
Bhutan | 0 | 0 | 0 | 0 |
Brueni | 0 | 0 | 0 | 0 |
Timor Leste | 0 | 0 | 0 | 0 |
Afghanistan | 0 | 0 | 0 | 0 |
Kamboja | 0 | 0 | 0 | 0 |
Bahrain | 0 | 0 | 0 | 0 |
Yaman | 0 | 0 | 0 | 0 |
Palestina | 0 | 0 | 0 | 0 |
Yordania | 0 | 0 | 0 | 0 |
Menurut Akmar, tim Indonesia yang ditargetkan meraih medali emas itu sudah bermain dengan baik, namun Korsel cukup gigih.
"Pada set ketiga pemain kami terburu-buru ketika sudah meraih angka 17, harusnya pemain bisa sedikit bersabar," katanya.
Indonesia membuka harapan meraih medali dari cabang bulu tangkis, di mana pasangan putri Indonesia Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari melaju ke final ganda putri setelah mengalahkan pasangan Tiongkok Zhao Yuniei/Tian Qing dengan skor 21-17, 19-21, 21-17.
"Ini sudah luar biasa, dan sekaligus membuka harapan meraih medali emas bagi Indonesia," kata manajer cabang bulu tangkis Lius Pongoh seusai pertandingan.
Dikatakannya, prestasi yang ditorehkan pasangan putri Indonesia itu sudah melampaui target.
"Mereka sebelumnya kami targetkan hanya masuk semifinal, tapi kenyataan mereka mampu lebih baik," katanya.
Di nomor lainnya cabang bulu tangkis, ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan melangkah ke semifinal setelah menekuk pasangan India Sumeeth Reddy Buss/Attri Manu pada perempatfinal.
Namun keberhasilan Ahsan/Hendra dengan skor 21-12, 21-19 itu tidak diikuti rekannya pasangan Angga Pratama/Rian Agung Saputro yang harus menyerah 16-21, 11-21 dari pasangan Korsel Yoo Yeonseong/Lee Yongdae.
Dengan hasil itu, Ahsan/Hendra dalam pertandingan semifinal Sabtu (27/9/2014) akan bertemu pasangan Korsel Kim Gijung/Kim Sarang, yang dalam perempatfinal mengalahkan pasangan Jepang Kamura Takeshi/Sonoda Keigo.
Cabang voli pantai, pasangan putra Indonesia 1 memastikan tempat di semifinal menghadapi China setelah menyingkirkan tim Indonesia 2 dengan skor 21-7, 21-17 pada pertandingan perempatfinal.
Bertanding di Songdo Global University, Indonesia 1 yang diperkuat Koko Prasetyo Darkuncor/Ade Candra Rachman masih lebih kuat melawan pasangan Dian Putra Santosa/Fahriansyah.
Pada semifinal besok Sabtu (27/9), Koko/Ade akan berhadapan dengan pasangan dari China Li Jian/Chen Cheng yang di pertandingan perempatfinal lainnya menekuk pasangan Jepang Ha Segawa-Agebu, 21-18, 21-12.
Sementara di cabang panahan, Indonesia belum mampu mempersembahkan medali, tim Indonesia ditahan tim Jepang 4-5 dalam pertandingan perempatfinal nomor tim recurve putri di lapangan Gyeyang Asiad Archery.
Tim putri Indonesia yang diperkuat Diananda Choirunisa, Ikya Yuliana Rochmawati, Erwina safitri, bertanding alot melawan tim Jepang yang diperkuat Ren Hayakawa, Yuki Hayashi, Kaori Kawanaka.
Dari cabang boling, hasil juga kurang menggembirakan setelah pasangan Indonesia Sharon Adelina Santoso/Putty Insavilla Armein yang diharapkan mampu mencetak medali gagal setelah kalah di nomor double putri pada Asian Games 2014 Incheon, Korsel, Jumat.
Nomor double putri dimenangi pasangan tuan rumah Korsel yang menurunkan Son Yunhee/Lee Nayoung yang merebut medali emas.
Sedangkan pasangan Malaysia Sin Lee Jane/Shalin Zulkifli meraih perak, disusul pasangan Korsel lainnya Lee Yeongseung/ung Dawun yang kebagian perunggu.
Begitu juga cabang tenis, para pemain Indonesia tidak mampu berbuat banyak, setelah harapan terakhir pada nomor tunggal putra Christopher Rungkat kandas di perempatfinal.
Christopher Rungkat pada pertandingan perempatfinal harus menyerah dari petenis India Yuki Bhambri dengan skor 3-6, 3-6.
Begitu juga tunggal putra Indonesia lainnya David Agung Susanto kalah di putaran kedua oleh petenis Tiongkok Wu di dengan 0-6, 3-6.
Sementara di nomor ganda putra, pasangan Christopher Rungkat/Albert Sie juga tidak mampu berbuat banyak ketika harus tersingkir di pertandingan putaran kedua dikalahkan pasangan Taiwan chen/Peng 4-6, 4-6.
Cabang renang yang hanya mentargetkan medali perunggu juga harus banyak belajar.
Manajer cabang renang Hartadi Wijaya mengaku para atletnya masih sangat tertinggal dari para pesaingnya di Asian Games 2014 di Incheon, Korsel, menyusul hasil nihil dalam raihan medali.
"Sebelumnya kami juga hanya berani mentargetkan medali perunggu di Asian Games ini," kata manajer tim renang Hartadi.
Dikatakannya, pematokan target medali tersebut didasarkan atas progres prestasi mulai 2010 hingga 2013. "Target perunggu itu kami dasarkan dari penampilan atlet sejak 2010 hingga 2013, makanya kami tidak berani muluk-muluk," katanya.