BISNIS.COM, PEKANBARU--Pelaku industri pariwisata di Riau mengaku kecewa dengan keputusan pemindahan pelaksanaan Islamic Solidarity Games (ISG) dari Pekanbaru ke Jakarta, karena sudah banyak pelaku usaha yang melakukan persiapan dan mengeluarkan dana investasi awal.
Ketua DPD Asosiasi Perjalanan Wisata (Asita) Riau Ibnu Ibnu Masud mengatakan industri pariwisata Riau terutama hotel, restoran, dan biro perjalanan sudah melakukan persiapan jauh-jauh hari untuk menyambut pelaksanaan kegiatan bertaraf internasional tersebut.
Pemindahan lokasi ISG ke Jakarta itu sangat mempengaruhi pertumbuhan industri pariwisata di Riau.
“Jelas dunia pariwisata di Riau kecewa, terutama hotel dan restoran. Sejak pelaksanaan PON tahun lalu, industri hotel dan restoran di Pekanbaru tumbuh pesat. Mereka berharap pelaksanaan ISG di Pekanbaru tahun ini juga bisa menambah gairah industri pariwisata, tapi ternyata dipindahkan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (25/4/2013).
Ibnu mengatakan pelaksanaan ISG sebenarnya bisa mendorong industri pariwisata Riau karena akan mempromosikan wilayah ini ke kancah internasional sehingga pelaku usaha menyambut antusias dengan melakukan persiapan dan pembenahan.
Akan tetapi, melihat fakta dilapangan mengenai kesiapan yang masih banyak kendala, akhirnya pelaku usaha pariwisata bisa memahami keputusan pemerintah pusat yang memindahkan lokasi ISG ke Jakarta.
“Intinya mari kita evaluasi ke dalam, kenapa lokasinya bisa dipindah,” ujarnya.
Sejak tahun lalu, Pemprov Riau sudah melakukan persiapan pelaksanaan ISG ke-3 di Pekanbaru yang semula akan digelar pada Juni 2013.
Namun, kemudian ada wancana waktunya diundur menjadi September 2013 karena banyak gelanggang olahraga (venue) yang perlu perbaikan.
Belum lama ini, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo memutuskan untuk memindahkan pesta olahraga negara-negara Muslim itu ke Jakarta karena Riau dianggap tidak bisa melanjutkan persiapan.
Mulai dari sejumlah venue yang belum rampung hingga kasus korupsi PON 2012 yang melibatkan Gubenur Riau sekaligus ketua pelaksana ISG Rusli Zaenal.
Rusli mengatakan keputusan Menpora tersebut sangat mengejutkan dan dilakukan secara sepihak. Menurutnya, Menpora tidak mengkomunikasikan keputusan ini dengan mengundang perwakilan panitia daerah untuk berdiskusi lebih dulu.
Namun langsung memutuskan tanpa memikirkan dampak keputusan.
Gubernur Riau juga menilai keputusan Menpora tidak menghargai jerih payah dan perjuangan panitia daerah, agar ISG tersebut tetap bisa terlaksana di Riau, sebagaimana yang telah diputuskan sebelumnya melalui Keputusan Presiden.
“Harusnya Menpora memberikan solusi, mendorong pembangunan daerah sesuai semangat otonomi melalui olahraga. Ini yang sedang kami perjuangan dan sudah disiapkan lahir batin selama 3 tahun. Tapi semuanya seperti tidak ada dihargai sama sekali oleh Menpora,” ujar Rusli.