Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuaca Panas dan Kelembaban Tinggi Jadi Sorotan Balap Formula E Jakarta

Cuaca yang panas disertai kelembaban tinggi di Jakarta menjadi sorotan para pembalap dan teknisi yang berpartisipasi dalam E-Prix hari ini. Hal ini disebabkan karena efisiensi baterai dan performa kendaraan terdampak panas dan kelembaban.
Foto udara Sirkuit Formula E Jakarta di Ancol, Jakarta Utara, Selasa (31/5/2022)./Antara @alivikry
Foto udara Sirkuit Formula E Jakarta di Ancol, Jakarta Utara, Selasa (31/5/2022)./Antara @alivikry

Bisnis.com, JAKARTA - Cuaca yang panas disertai kelembaban tinggi di Jakarta menjadi sorotan para pembalap dan teknisi yang berpartisipasi dalam E-Prix hari ini. Hal ini disebabkan karena efisiensi baterai dan performa kendaraan terdampak panas dan kelembaban.

Selain cuaca panas dan kelembaban tinggi yang tercatat tercatat, hujan diprediksikan turun, yang akan memiliki efek yang cukup besar pada pengelolaan suhu baterai - di mana baterai akan mulai kehilangan efisiensi.

Daya tahan baterai cenderung menurun pada suhu panas, dan regenerasi baterai yang terjadi selama balapan juga akan memastikan suhu meningkat. Dengan demikian, pengemudi harus mengawasi suhu sepanjang akhir pekan.

Sebastien Buemi dari Nissan e.dams menjelaskan persiapan untuk balapan suhu tinggi - setelah mengakui bahwa mereka lupa betapa panas dan lembabnya cuaca Asia Tenggarang lantaran mereka sudah lama tidak berlaga di Asia Tenggara.

“Dalam simulator kami berlatih suhu yang berbeda, dari yang paling optimis hingga yang paling pesimistis dan tentu saja, kami mencoba mengoptimalkan balapan di sekitar itu - semakin panas, semakin sedikit yang bisa kami tekan pada baterai,” terang Buemi dikutip dari motorsport.com.

Buemi menjelaskan upaya pihaknya untuk menghemat baterai di tengah panasnya cuaca di Jakarta.

"Anda mencoba untuk menghemat baterai dan pada saat yang sama, menjadi efisien. Ada cara untuk menghemat energi baterai, jadi untuk memanaskannya lebih sedikit. Dan kemudian Anda mencoba untuk kehilangan waktu putaran sesedikit mungkin. Kami telah berlatih itu. Dan semoga setelah FP2 kami akan memiliki gambaran yang lebih jelas tentang tren yang akan terjadi dan kemudian Anda mengikuti balapan dengan mengandalkan apa yang Anda pelajari di sim dan di FP2,” urainya.

Pengaruh cuaca panas dan kelembaban tinggi juga disoroti oleh pembalap Robin Frijns dari Envision

"Semua orang memiliki baterai yang sama, jadi kami semua pada akhirnya bernasib sama. Anda dapat mengubah hal-hal dalam perangkat lunak untuk mencoba membantu baterai. Tetapi pada akhirnya, semua orang sangat mirip dalam hal itu,” kata Frijns.

Frijns juga menyamakan permukaan sirkuit Jakarta baru, yang secara efektif merupakan fasilitas yang dibangun khusus meskipun ada jalan dan tempat parkir di luar mal Ancol Beach City, dengan trek Diriyah. Dia menambahkan bahwa dia mengharapkan ban menjadi "masak" jika balapan tetap kering.

“Permukaan trek terlihat cukup halus, mirip dengan Riyadh yang harus saya katakan. Tapi jelas, ini sedikit lebih panas dari Riyadh. Saya pikir untuk ban itu sendiri, itu tidak terlihat terlalu buruk. Tapi saya tidak tahu suhu apa yang akan terjadi. Yang pasti ban akan memasak, seperti secara besar-besaran, tetapi kemudian pertanyaannya adalah, apakah mereka akan turun banyak. Mari kita tunggu dan lihat,” tandasnya.

Pembalap NIO 333 Oliver Turvey menambahkan bahwa ia berharap manajemen dan kondisi mobil apa pun dapat membuka peluang bagi skuat China, karena berharap dapat menambah perolehan tujuh poin yang dimilikinya dari musim sejauh ini.

Turvey menempati posisi ketujuh di E-Prix Roma kedua saat rekan setimnya Dan Ticktum mengantongi 10 saat tim tersebut meraih poin ganda pertamanya sejak Buenos Aires pada 2017.

“Itu hanya akan bekerja dengan tim yang mencoba memahami segalanya. Saya pikir semoga ini akan menghadirkan beberapa peluang dalam balapan – itu tidak akan mudah dengan semua hal untuk dikelola. Kami akan mencoba memahami segalanya dan mengoptimalkan segalanya untuk memaksimalkan kinerja, tetapi itu pasti akan menjadi tantangan banyak tikungan panjang di sini,” pungkas Turvey.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler