Bisnis.com,JAKARTA - Nama Taufik Hidayat kembali diperbincangkan netizen setelah menjadi bintang tamu podcast milik Deddy Corbuzier yang tayang pada Senin, 11 Mei 2020.
Taufik mengakui ia memiliki banyak musuh dan kehadirannya kerap tidak disukai di manapun ia ditempatkan, termasuk setelah gantung raket.
Menurut Taufik, sebagai legenda bulu tangkis yang pernah merajai tunggal putra dunia, ia pun tidak disukai di lingkungan Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). "Di PBSI pun sama takut kalau gue di situ, gimanapun caranya gue dimatiin biar gak gerak," ucapnya. "Gue masuk di olahraga bulu tangkis sendiri lho, gue gak diterima di sana."
Suami Amy Gumelar inipun mencontohkan bagaimana jika dia masuk di PBSI untuk terlibat dalam kaderisasi olahraga yang mendulang prestasi bagi Indonesia ini. "Gue bilang ya, gua jadiin orang jadi atlet bulu tangkis. Begitu jadi, gue pasti ditendang orang-orang itu," kata dia.
Menurut Taufik, pola pembinaan di PBSI amat kusut. "Gue pasti dibenci tapi biarin, gue gak makan dari mereka," ujarnya.
Ia menuturkan, pangkal masalah dari tidak majunya bulu tangkis di Indonesia karena dikelola oleh orang yang tidak memahami permainan tepok bulu angsa ini. "Di PBSI banyak yang gak tahu tentang badminton."
Baca Juga
Padahal, kata Taufik, China dulu mencontoh pola pembinaan bibit-bibit bulu tangkis. "Pelatih Lin Dan itu dari Indonesia karena gak dijadikan WNI akhirnya mundur."
Taufik kini mendirikan sekolah bulu tangkis untuk anak-anak. Dia memiliki gedung olahraga sendiri yang dibiayainya sendiri dan menyediakan delapan lapangan. "Dibilang banyak juga gak, tapi sepi juga ketutup biayanya," ujar menantu Agum Gumelar itu.
Ayah dua anak ini saat ini tengah terbelit kasus suap yang menyeret mantan Menpora Imam Nahrawi. Taufik menjadi saksi untuk terdakwa Imam Nahrawi yang didakwa menerima suap sebesar Rp 11,5 miliar dan gratifikasi Rp 8,648 miliar dari sejumlah pejabat Kemenpora dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Ia mengakui menjadi kurir penerima uang untuk Imam Nahrawi.