Bisnis.com, JAKARTA - Lewis Hamilton, pebalap asal Inggris, berpeluang memecahkan rekor sepanjang masa Michael Schumacher di ajang Formula 1.
Seri pembuka Formula 1 2020 di Melbourne, Australia akhir pekan nanti akan menjadi titik awal Hamilton memburu rekor sepanjang masa yang banyak orang kira tak akan pernah terpecahkan.
Kemenangan 91 kali dan tujuh gelar juara dunia dari mantan pebalap Ferrari Michael Schumacher kini di depan mata sang pebalap berusia 35 tahun itu.
Hamilton, yang kontraknya bersama Mercedes selesai akhir tahun ini, terpaut tujuh kemenangan dari rekor Schumacher, namun dirinya memiliki rata-rata 10 kemenangan di tiap musimnya dalam enam tahun terakhir.
Berapa banyak balapan yang akan digelar tahun ini masih dalam tanda tanya lantaran wabah virus corona memaksa penyelenggara menunda Grand Prix China di Shanghai. Jika balapan itu tak bisa dijadwal ulang, kejuaraan tahun ini akan hanya terdiri dari 21 balapan.
Hamilton tentunya akan mewaspadai rekan satu timnya, Valtteri Bottas, yang membuntutinya sebagai runner up tahun lalu dan membawa Mercedes meraih gelar konstruktor untuk keenam kalinya secara beruntun.
Baca Juga
Selain itu, dua pebalap muda, Max Verstappen dari tim Red Bull dan Charles Leclerc dari tim Ferrari akan menjadi ancaman nyata bagi Hamilton.
Verstappen memenangi tiga grand prix tahun lalu dan finis terbaik setelah duet pebalap Mercedes. Pebalap asal Belanda itu tahun ini memiliki peluang untuk menggantikan Sebastian Vettel sebagai juara dunia termuda.
"Max adalah orang selanjutnya," kata kepala tim Red Bull Christian Horner seperti dilansir Antara, Selasa (10/3/2020). "Di setiap olahraga selalu ada generasi lain yang datang dengan Max dan Charles Leclerc, ini akan menjadi tahun yang mendebarkan."
Sementara itu, Vettel akan berjuang untuk mempertegas posisinya di Ferrari setelah kalah cemerlang dari rekan satu timnya, Leclerc tahun lalu.
Banyak yang ingin melihat pertarungan sengit antara Hamilton dan Verstappen untuk gelar juara, atau Leclerc dan keduanya bermain di level yang sama.
Mobil Ferrari SF1000 mungkin tak terlihat cepat ketika tes pramusim di Barcelona bulan lalu. Namun, Mercedes mencurigai tim rival sengaja 'menyembunyikan' kecepatan mereka.
Di saat tim papan atas siap bersaing ketat, di papan bawah persaingan akan lebih ganas dari musim-musim sebelumnya dan regulasi yang cukup stabil tahun ini, juga menggunakan ban Pirelli yang sama, memungkinkan tim mengembangkan mobil yang lebih cepat dari musim lalu.
McLaren yang memimpin papan tengah musim lalu akan menantikan persaingan sengit dengan Racing Point, yang kali ini memiliki desain mobil mirip Mercedes 2019, dan Renault yang berusaha bangkit untuk merebut peringkat empat klasemen.
Tim mantan juara dunia Williams di Barcelona menunjukkan perbaikan performa mobil mereka setelah mimpi buruk musim 2019, dimana mereka mengemas hanya satu poin di klasemen.
Pebalap Kanada Nicholas Latifi akan menjadi satu-satunya pebalap rookie tahun ini bersama Williams, sedangkan Sebastian Ocon kembali membalap, kali ini bersama Renault, setelah satu tahun mengemban tugas di Mercedes sebagai pebalap cadangan.
Toro Rosso, yang kini berganti nama menjadi Alpha Tauri, menjadi pemandangan baru mana kala tim junior Red Bull itu membidik hasil yang lebih baik dari peringkat enam konstruktor tahun lalu.
Lando Norris dari tim McLaren dengan rivalnya di F2, Alexander Albon yang membalap untuk tim Red Bull berharap untuk meraih podium perdana mereka di tahun keduanya turun di F1.