Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulu Tangkis vs Perlindungan Anak, Ini Saran Eks Komisioner KPAI

PB Djarum tidak lagi menggelar audisi bulu tangkis untuk anak-anak karena dianggap mengeksploitasi oleh Komisi Perlindungan Indonesia (KPAI). Ada merk rokok penyebabnya.
Ganda putri Indonesia, Rizki Amelia Pradipta-Ni Ketut Mahadewi Istarani/Instagram
Ganda putri Indonesia, Rizki Amelia Pradipta-Ni Ketut Mahadewi Istarani/Instagram

Bisnis.com, JAKARTA -  PB Djarum tidak lagi menggelar audisi bulu tangkis untuk anak-anak karena dianggap mengeksploitasi oleh Komisi Perlindungan Indonesia (KPAI). Ada merk rokok penyebabnya. 

Ketua Indonesia Child Protection Watch Erlinda mengatakan bahwa masyarakat sebaiknya diberikan pemahaman yang jelas dan komprehensif terkait eksploitasi pada anak. 

“Apa indikator yang menyatakan bahwa audisi yang dilakukan oleh PB Djarum adalah merupakan tindakan eksploitasi,” kata dia melalui keterangannya, Senin (9/9/2019).

Erlinda yang juga mantan Komisioner KPAI periode 2014–2017 menjelaskan bahwa secara harfiah sudah sangat jelas pengertian eksploitasi anak sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak.

Dia meminta ada pihak yang dapat memediasi agar PB Djarum dan KPAI mempunyai titik temu, serta punya solusi yang terbaik untuk kepentingan bangsa Indonesia, serta olahraga. 

“Sejak lahir setiap anak mempunyai bakat minat dan kekayaan intelektual yang diberikan Tuhan berbeda. Minat bakat dan intelektual sebaiknya distimulasi dan dikembangkan sedari kecil agar dapat optimal pada tumbuh kembangnya,” jelasnya.

Di sisi lain, menurut Erlinda, bulu tangkis merupakan salah satu cabang yang membuat nama Indoensia dikenal dunia. Banyak anak Indonesia yang mempunyai minat bakat bulu tangkis namun mati karena ketidakmampuan ekonomi.

Oleh karena itu, dia memberikan solusi agar mengubah nama kegiatan Audisi Djarum Foundation menjadi Audisi Badminton Berprestasi atau dalam bentuk lain. Selama proses pencarian bakat juga tidak menggunakan nama merek dagang dan logo, termasuk brand image produk tembakau/iklan, promosi, dan sponsorship.

“PR tentang pemenuhan dan perlindungan anak sangat banyak apalagi kejahatan cyber crime menyisakan pemikiran serta Kejahatan Anak secara nyata didepan mata. Contohnya narkoba, pornografi, kekerasan seksual, radikalisme, dan dokrin penyimpangan pemahaman tentang agama,” ucap Erlinda.

 

                       


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler