Bisnis.com, JAKARTA -- Pensiunnya Liliyana Natsir sebagai pemain bulu tangkis membuat para penikmat olah raga tepok bulu merasa kehilangan.
Bagaimana tidak, selama 15 tahun terakhir nama Liliyana alias Butet wara-wiri di percaturan dunia bulu tangkis. Dalam kurun waktu itu pula, dia mampu bertenger dalam jajaran teratas nomor ganda campuran dengan pasangan yang berbeda.
Sejumlah ganda top menjadi rival Liliyana baik kala bertandem dengan Nova Widianto maupun Tontowi Ahmad. Untuk kategori pemain putri di nomor ganda campuran, musuh bebuyutan Butet yang memiliki prestasi sepadan adalah Gao Ling, Lee Hyo Jung, Zhao Yunlei, dan teranyar Huang Yaqiong.
Dari catatan rekor pertemuan, Butet bertemu 22 kali dengan Zhao Yunlei dan tandemnya, Zhang Nan. Dua laga tercatat saat bersama Nova, selebihnya dengan Tontowi sepanjang 2010-2016. Juara dunia dan emas Olimpiade London melebihi capaian terbaik Zhao Yunlei.
Adapun, Huang Yaqiong menggebrak selama setahun belakangan ini setelah berpasangan dengan Zheng Siwei. Juara dunia dan medali emas Asian Games 2018 menjadi bukti ketangguhan Huang.
Perbandingan siapa yang lebih hebat di antara pemain-pemain putri tersebut tentu bisa diperdebatkan. Namun, pemain putri spesialis ganda campuran asal Malaysia, Goh Liu Ying, memiliki penilaian tersendiri.
Dibandingkan dengan Zhao dan Huang, Goh menilai Butet lebih baik. “Saya pikir, dia (Butet) adalah yang terbaik,” katanya sebagaimana dikutip dari situs resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Senin (4/2/2019).
Dalam nomor ganda campuran, pemain putri biasanya lebih sering berada di depan net. Posisi itu memungkinkan mereka mengendalikan permainan atau sebagai playmaker.
Goh mengatakan Butet sangat bagus di depan net karena mampu mengembangkan permainan untuk pasangannya. Menurutnya, cegatan dan penempatan bola Butet membuat lawan berada dalam situasi yang tidak menguntungkan.
“Saya menghormatinya sebagai rival yang bagus,” tambah Goh.
Di Olimpiade 2016, Goh bersama dengan Chan Peng Soon hanya mampu meraih medali perak karena dikalahkan Liliyana dan Tontowi Ahmad di babak final. Emas Butet/Owi menjadi satu-satunya yang diraih tim Indonesia pada pesta olahraga yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, itu.