Bisnis.com, JAKARTA – Pasangan ganda campuran bulu tangkis China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong, menunjukkan performa paling menakutkan sepanjang tahun ini.
Zheng/Huang adalah juara dunia 2018 sekaligus peraih medali emas Asian Games 2018. Tidak hanya dua turnamen mayor itu, Zheng/Huang juga kampiun di China Open, Malaysia Open, Japan Open, dan Indonesia Masters 2018.
Berkat akumulasi poin dari gelar-gelar itu, Zheng/Huang pun didaulat sebagai ganda campuran nomor satu dunia sejak 9 Agustus 2018 sampai pekan ke-42 ini.
Capaian duo tersebut terbilang fantastis mengingat Zheng/Huang baru berpasangan sejak November 2017. Artinya, dibutuhkan kurang dari satu tahun sejak penampilan perdana di Macau Open 2017 sampai posisi nomor satu dunia direbut.
Baik Zheng maupun Huang sejatinya bukan pemain debutan. Sebelum bersama Huang, Zheng juga mencicipi posisi nomor satu dunia bersama Chen Qingchen.
Dengan perceraian itu, Chen lebih fokus di nomor ganda putri. Hasilnya, Chen bersama Jia Yifan berhasil mengalungi medali emas ganda putri Asian Games 2018. Prestasi yang tidak mudah mengingat Jepang mendominasi sektor tersebut.
Sementara itu, kombinasi Huang—yang awalnya bermain di nomor ganda putri—dengan Zheng terbukti menciptakan pasangan monster di nomor ganda campuran. Berdasarkan statistik Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Zheng/Huang baru mencicipi lima kali kekalahan dari 62 pertandingan yang telah dilakoni.
Tercatat lima ganda campuran yang berhasil mengalahkan pasangan China itu, salah satunya adalah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Pasangan terbaik Indonesia sekali mengalahkan Zheng/Huang di Asia Championships 2018, tetapi dua kali menelan kekalahan di Indonesia Master dan Asian Games 2018.
Kedua pasangan akan kembali bersua di semifinal Denmark Open 2018. Dalam perempatfinal pada Jumat (19/10/2018) sore waktu Odense, kedua ganda campuran berhasil mengalahkan lawan masing-masing.
Zheng/Huang menaklukkan ganda Inggris Chris Adcock/Gabrielle Adcock dengan skor 21-12 dan 21-7. Sementara itu, Tontowi/Liliyana atau Owi/Butet menghempaskan jagoan tuan rumah Mathias Christiansen/Christinna Pedersen dengan skor 26-24 dan 21-10.
Bila Zheng/Huang kembali menang melawan peraih medali emas Olimpiade Rio tersebut, dominasi mereka di ganda campuran dunia semakin terkonfirmasi. Andaipun kalah, hanya rekor head to head Zheng/Huang yang sedikit tercoreng. Toh Owi/Butet sudah dipastikan berpisah awal tahun depan menyusul pensiunnya Butet.
Zheng/Huang mungkin masih bisa ‘diganggu’ bila Owi menemukan pasangan pengganti yang sepadan dengan Butet. Selain itu ganda-ganda dari Taiwan, Denmark, Jepang, atau Malaysia masih bisa berupaya mengimbangi Zheng/Huang.
Bila tidak ada lawan sepadan maka China berpeluang besar mengamankan medali emas Olimpiade Tokyo dan turnamen mayor lainnya. Apalagi, selain Zheng/Huang, Negeri Tirai Bambu itu juga memiliki dua pasangan kuat dalam jajaran Top 8.