Bisnis.com, JAKARTA - Semula atlet Wheelchair Fencing asal Irak, Ammar Hadi Ali tak membayangkan jika dia akhirnya menjadi seorang atlet Para Games.
Namun, jalan hidupnya berubah ketika dirinya terkena musibah saat Perang Iran-Irak masih berkecamuk di negerinya.
Ya, Ali-sapaan akrabnya- adalah salah satu korban dari keganasan perang dua negara tetangga itu. Ali menjadi korban serpihan bom yang kemudian melumpuhkan pinggang dan kakinya. Sehingga dia yang semula lahir dalam kondisi sehat menjadi tak sanggup berjalan menggunakan dua kakinya lagi.
“Kejadiannya di 2007, ketika saya sedang bekerja untuk memasang atap rumah. Tiba-tiba, bom meledak tak jauh dari tempat saya berdiri. Akhirnya, saya harus mengalami hal ini,” ungkap atlet yang kini berusia 33 tahun tersebut seperti yang Bisnis kutip dari keterangan resmi Asian Para Games 2018, Kamis (11/10/2018).
Setelah mengalami musibah naas itu, Ali mengaku sempat frustrasi karena menganggap masa depannya suram. Akan tetapi, beruntung beberapa teman dan keluarganya terus memotivasinya agar tidak cepat putus asa.
“Apalagi ketika itu saya sedang rajin-rajin mengumpulkan uang untuk menikah. Tapi, setelah kejadian itu saya tidak bisa bekerja lagi,” tuturnya.
Tuhan rupanya memiliki rencana terbaiknya untuk Ali. Berusaha bangkit, Ali mengambil hikmah dari kejadian yang dialaminya.
Kemudian ada perwakilan dari National Paralympic Comitte (NPC) Irak yang menawarkannya untuk menjadi atlet Wheelchair Fencing (Anggar Kursi Roda).
“Tepatnya di 2009 saya mulai dikenalkan dengan olahraga ini. Padahal semula saya tak pernah kenal dengan olahraga ini,” kata peraih emas nomor EP kategori B di Asian Para Games Guangzhou, China 2010 ini.
Sejak saat itu, semangat hidup Ali mulai bangkit dan dia terus menekuni olahraga Wheelchair Fencing yang pada akhirnya olahraga ini merubah jalan hidupnya.
“Berkat olahraga ini juga saya bisa berkeliling ke negara lainnya untuk mengikuti kejuaraan ini,” kata Ali yang kini sudah menjadi Ayah dari dua orang putra.
Di ajang Asian Para Games 2018 Indonesia, Ali merupakan salah satu atlet tangguh yang patut diwaspadai oleh lawan-lawannya, terutama para atlet China.
“Atlet China merupakan saingan terberat saya. Mereka sukar untuk dikalahkan,” ungkap para inspirasi yang juga pernah meraih perak di Asian Para Games 2014 Incheon, Korea pada nomor Floret itu.
Kini, selain fokus menjadi berlatih, Ali juga menjadi seorang wirausahawan dengan memiliki workshop pintu dan jendela sendiri di rumahnya.
“Alhamdullilah, Allah memang berkehendak lain, ternyata masa depan saya tidak sesuram yang pernah saya bayangkan sebelumnya setelah peristiwa yang saya alami,” ujarnya.
Ali sendiri sudah mengantongi medali perak di nomor EP dan perunggu di nomor Foil pada Asian Para Games 2018 Indonesia.