Bisnis.com, JAKARTA - Pada cabang atletik Asian Para Games dilombakan nomor pertandingan klasifikasi T10/T11/T12/T13 untuk para penyandang tunanetra.
Klasifikasi ditentukan sesuai tingkat kemampuan melihat para atlet, mulai dari low vision sampai full blind atau buta total. Atlet Indonesia Abdul Halim Dalimunte, Rabu (10/10/2018) sore, meraih medali perak pada nomor lari putra 100 meter T11. Klasifikasi tersebut diperuntukan untuk atlet tuna netra total, maka setiap pelari yang berlomba akan didampingi.
Saat berlari, Halim tidak sendiri, ia berlari bersama seseorang yang disebut guide runner, atau pendamping untuk menuntun arah lari Halim. Ahmad Azlan adalah orang yang setia menemani Halim berlari pada setiap perlombaan sejak 2013.
Awalnya Ahmad Azlan adalah atlet lari nondisabilitas. Tugas dari sang pelatih dan panggilan hati untuk membantu Abdul Halim Dalimunte meraih prestasi, mendorong Ahmad Azlan melakoni tugas sebagai guide runner.
"Ingin membantu, rasa ingin menolong untuk Mas Halim berprestasi bisa sampai tingkat nasional dan dunia," ujar Ahmad Azlan usai meraih medali perak di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (10/10/2018).
Perlakuan yang sama diberikan kepada guide runner seperti dengan atlet yang didampinginya, mulai dari program-program latihan yang diberikan sampai dengan porsi latihannya, bahkan guide runner dituntut harus berlari lebih cepat daripada atlet.
"Harus lebih cepat saya, kalau saya dibelakangnya atau bareng, atletnya tidak bisa lebih cepat larinya, karena tidak ada tarikannya," ujar Ahmad Azlan.
Melihat perjuangan guide runner tersebut, muncul lah pertanyaan saat sang atlet mampu meraih medali. Seperti dijanjikan pemerintah, atlet yang meraih medali berhak mendapatkan bonus.
Azlan pun mengungkapkan selama karirnya menjadi seorang guide runner, ia tidak pernah mendapatkan bonus saat atlet yang ia dampingi meraih medali.
"Saya mohon supaya disamakan, karena kita juga ikut kerja keras. Atlet [menjalankan] program, kita juga [menjalankan] program," ungkapnya.
Halim, sang atlet yang didampingi pun mengungkapkan hal senada. Ia pun mengungkapkan keinginannya agar pendamping yang telah membantunya meraih prestasi diberikan bonus setara.
"Pendamping sama dengan atlet (harapnya), belum (bonus setara) dia termasuk di ofisial. Tapi tidak disetarakan dengan atlet," pungkasnya.