Bisnis.com, BANYUWANGI – Pembalap sepeda Australia Benjamin Dyball menjadi juara International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2018 setelah menyelesaikan etape terakhir di Banyuwangi, Jawa Timur, pada Sabtu (29/9/2018).
Pembalap dari St. George Continental Cycling Team tersebut menjadi yang tercepat pada rute berjarak 127,2 km dengan tipe tanjakan ekstrem itu, yakni dari Pesanggaran menuju Paltuding di kaki Gunung Ijen.
Benjamin Dyball, pebalap berusia 29 tahun ini mencacat waktu 15 jam 8 detik atau berselisih 58 detik dari Jesse Ewart (Sapura Tem) dan satu menit 14 detik dari Thomas Lebas (Kinan Team). Dengan demikian, maka Benjamin Dyball ditetapkan sebagai juara umum ITdBI 2018.
Perjuangan berat Benjami Dyball dan Ewart serta Lebas sudah diperkirakan sebelumnya karena mereka dikenal sebagai pebalap dengan spesialis climber (menguasai jalur tanjakan).
Ketiga pebalap itu sudah terlihat saling menempel sejak mereka mencapai 20 kilometer terakhir sebelum finis. Namun, pada 7 km terakhir Dyball meninggalkan Ewart, pesaing terdekatnya, setelah lebih dulu melewati Lebas.
Dyball mengaku dirinya tidak merencanakan serangan untuk menguasai etape terkhir itu. Ia hanya fokus pada kecepatan dan ritmenya dalam mengayuh pedal sepeda.
Dia mengaku awalnya hanya mewaspadai Lebas dalam persaingan etape terakhir dengan rute mendaki dengan tanjakan terkenal terberat dalam standar federasi balap sepeda dunia, yakni hors categorie, tersebut. Namun, ternyata bukan Lebas yang menempelnya, melainkan Ewart yang sehari sebelumnya memenangi etape ketiga.
"Mendapati kenyataan itu saya cukup kaget, tetapi kemudian saya berhasil mengantisipasinya," kata Dyball sebagimana dikutip pernyataan tertulis Pemkab Banyuwangi.
Kemenangan Dyball tak hanya mencatatkan namanya sebagai juara umum pada prestasinya di ITdBI, tapi juga memperpanjang capaian St. George Continental di sejumlah balapan di Indonesia. Sebelumnya di Tour de Siak 2018 mereka juga mendominasi juara, dengan merebut juara umum, juara etape dan juara tim.
Di ITdBI 2018, tim asal Australia itu kembali mengulangi prestasinya. Selain juara umum, tim ini juga menjadi juara tim dan juara etape pertama atas nama Marcus Culey. Bahkan, kemenangan Culey di klasifikasi umum tak tergantikan sejak kemenangan di hari perdana ITdBI itu sampai akhirnya dikalahkan oleh rekan setimnya.
Demikian juga dengan King of Mountain yang juga diraih Dyball. Dyball mengaku timnya datang ke Tour de Siak dan Tour de Banyuwangi Ijen dengan perencanaan yang matang.
Mereka menghabiskan waktu sepekan di Taiwan untuk latihan sekaligus beradaptasi dengan cuaca sebelum berlaga di dua ajang bergengsi tersebut di Indonesia. "Kami juga sangat fokus pada soliditas tim."
Selain persiapan, seluruh pebalap yang diturunkan oleh St George Team juga cukup meyakinkan, karena kelimanya dikenal sebagai spesialis juara umum, khususnya pebalap serba bisa, seperti Marcus Culey atau climber, seperti Benjamin Dyball.
Sementara itu, untuk dua kategori lainnya, pebalap Indonesia Jamalidin Novardianto (PGN Road Cycling Team) menjadi sprinter terbaik sehingga berhak atas green jersey. Jamal Hibatullah, rekan Jamalidin, menjadi pebalap terbaik dengan menyabet red and white jersey.