Bisnis.com, JAKARTA - Raut wajah pebalap muda Sean Gelael di Leon Cafe Jakarta, Senin malam (17/9/2018) terlihat tegang saat menjelaskan satu per satu atribut balap penuh sejarah yang akan dilelang dan hasilnya disumbangkan untuk korban bencana di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hal yang terjadi pada pebalap Formula 2 dari tim Pertamina Prema Theodore Racing wajar, karena apa yang menjadi penanda kesuksesan dalam karir balapan Formula 2 harus dilepas.
Sean mengaku ikhlas untuk melepas apa yang milikinya saat ini demi tujuan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan.
"Barang-barang ini mempunyai cerita sendiri bagi perjalananan saya di Formula. Banyak kenangan memang, tapi saya ikhlas untuk dilelang dan hasilnya disumbangkan," kata Sean Gelael sesaat usai lelang yang berlangsung hingga Selasa (18/9/2018) dini hari itu.
Ada tujuh atribut balap yang dilelang di hadapan insan otomotif nasional, pengusaha nasional hingga mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Barang pertama yang dilelang adalah sarung tangan berwarna hitam dan laku Rp60 juta.
"Ini adalah sarung tangan saya saat meraih podium pertama kali di Formula 2. Saat itu di Austria 2016 lalu," kata anak pasangan Ricardo dan Rini Gelael itu.
Sepatu dan Baju Balap
Lelang berikutnya adalah sepatu dan akhirnya laku Rp70 juta. Barang yang laku cukup tinggi adalah jam tangan yang merupakan hadiah saat Sean Gelael naik podium dua balapan Formula 2, 2018 seri Monako bersama tim Pertamina Prema Theodore Racing. Dibuka dari harga Rp70 juta akhirnya laku Rp210 juta.
Berikutnya dua baju balap. Baju berwarna kuning yang dilelang adalah yang dipakai saat pertama kali turun di Formula 2 dan laku Rp110 juta dan baju balap berwarna putih laku lebih tinggi yaitu Rp180 juta.
"Untuk baju warna putih ini saya gunakan saat meraih podium dua di Formula 2 Monako tahun ini," kata pebalap yang juga penyuka musik hip hop itu.
Pada lelang penutup ada dua helm yang ditawarkan ke peserta. Helm pertama berwarna kuning dibuka dengan harga Rp350 juta.
Setelah melalui lelang akhirnya didapat harga Rp600 juta. Mahalnya helm ini tidak lepas dengan sejarah yang ada, karena merupakan helm pertama yang digunakan Sean turun di balapan Formula 2 pada 2016.
Untuk helm kedua bercorak merah plaku lebih tinggi yaitu Rp1 miliar. Helm tersebut digunakan Sean saat pertama kali menjadi pebalap penguji pada tim Formula 1 Toro Rosso di balapan seri Singapura 2017. Helm tersebut juga satu-satunya yang diproduksi.
"Untuk helm (kuning) memang cukup berat untuk saya lepas. Tapi ini semua untuk amal. Jadi saya ikhlaskan. Semoga sumbangan ini bermanfaat," kata pebalap berusia 21 tahun itu.
Tim McLaren Stoffel Vandoorne
Selain atribut balap milik Sean, pebalap Formula 1 dari tim McLaren Stoffel Vandoorne juga melelang benda-benda bersejarah miliknya.
Ada tujuh barang yang dilelang dan pendapatan terbesar dari helm sebesar Rp410 juta. Helm yang dilelang tersebut pernah digunakan Soffel pada debutnya di Formula 1. Total hasil lelang atribut milik Sean dan Stoffel adalah Rp3 miliar.
Selain hasil lelang, bantuan juga didapat dari sumbangan yang digalang Tim Jagonya Ayam dengan jumlah Rp1,1 miliar. Jadi total dana yang terkumpul sebanyak Rp4,1 miliar.
Tim Jagonya Ayam akan menyalurkan uang hasil lelang itu lewat program 1.000 guru. Beberapa anak sekolah dan guru yang menjadi korban bencana di Lombok juga diundang pada acara tersebut.
"Kami juga merasa terpanggil untuk membantu saudara-sudara kita di Lombok. Dana yang terkumpul dari penggalangan ini, sepenuhnya akan kami donasikan untuk pemulihan psikologis dan pendidikan bagi anak-anak korban gempa di Lombok,” kata pendiri tim balap Jagonya Ayam KFC Indonesia, Ricardo Gelael.