Bisnis.com, JAKARTA – “This is it. So far from zero. On this day, we’ll leave as heroes…” Untaian lirik lagu Asia’s Who We Are mengalun syahdu di penjuru Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (2/9) malam.
Sambil memejamkan mata, Isyana Sarasvati ikut larut dengan official song Asian Games 2018 yang dia bawakan di upacara penutupan ajang multievent empat tahunan itu.
Penampilan penyanyi kelahiran Bandung, 2 Mei 1993, ini memang sukses menghangatkan kompleks SUGBK yang baru saja diguyur hujan. Suasana kian intim saat puluhan ribu penonton bersama ribuan atlet dari 45 negara menonton bersama video kompilasi perjuangan atlet selama Asian Games 2018. Momen-momen penuh tangis dan tawa itu ditayangkan di dua layar besar SUGBK.
Panitia upacara penutupan Asian Games 2018 menepati janjinya dengan menciptakan hiburan yang penuh kehangatan dan persahabatan. Meski tak semeriah upacara pembukaan, closing ceremony mampu menyihir seisi stadion dengan hiburan yang dikonsep tanpa sekat.
Selain Isyana, artis seperti Bams dan Lea Simanjuntak berkesempatan bernyanyi di atas panggung kecil yang dikelilingi para atlet dan sukarelawan. Lagu Kemesraan yang dibawakan duet Bams dan Lea sekaligus mengiringi pemadaman api Asian Games 2018.
Asian Games selanjutnya akan dilaksanakan di Hangzhou, Tiongkok, pada 2022.
Sebanyak tiga warisan Asian Games turut diserahkan Indonesia pada delegasi Tiongkok di acara tersebut. Warisan itu adalah obor Asian Games pertama, bendera Asian Games pertama serta pengembalian bendera Olympic Council of Asia (Dewan Olimpiade Asia).
Penyerahan itu ikut disaksikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, dan Presiden Dewan Olimpiade Asia (OCA) Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah dan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, yang hadir di closing ceremony. Presiden Joko Widodo sendiri berhalangan hadir karena sedang menjenguk korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
“Sebelumnya saya mohon maaf tidak bisa hadir langsung di penutupan Asian Games 2018. Bersama saudara kita di Lombok, saya merasakan semangat yang sama dengan di SUGBK, semangat kebersamaan, semangat untuk bangkit kembali,” ujar Jokowi lewat video yang ditayangkan di stadion.
Dalam kesempatan itu, Jokowi turut meminta doa seluruh masyarakat agar Lombok segera pulih seperti semula.
Pesta kembang api di sela lantunan lagu Bright As The Sun menutup closing ceremony Asian Games 2018 dengan penuh kebanggaan bagi warga Indonesia.
Adapun di tataran prestasi, berikut beberapa rekor yang tercipta pada Asian Games 2018
- Rikako Ikee (Jepang) menjadi atlet peraih medali terbanyak di Asian Games 2018 (enam emas, dua perak). Dia menjadi peraih medali emas terbanyak dalam satu gelaran Asian Games setelah So Gin Man (Korea Utara) yang memborong tujuh medali emas di cabang olahraga menembak pada 1982.
- Perenang Tiongkok, Sun Yang, sudah meraih sembilan medali emas sepanjang keikutsertaannya di Asian Games (2 emas di 2010, 3 emas di 2014 dan 4 emas di 2018). Total medali emasnya hanya kalah dari atlet menembak Tiongkok, Wang Yifu (14 emas), atlet sepaktakraw Thailand, Pornchai Kaokaew (10 emas) dan atlet renang Jepang, Yoshimi Nishigawa (10 emas).
- Atlet Indonesia, Bunga Nyimas, menjadi peraih medali termuda (12 tahun 138 hari) saat meraih medali perak di cabang skateboard.
- Atlet Indonesia, Bambang Hartono, menjadi peraih medali tertua (78 tahun) saat meraih medali perunggu di cabang olahraga bridge.
Negara yang Sukses Memecahkan Rekor Medali
- Bahrain meraih 12 medali emas, memecahkan rekor sembilan emas yang mereka raih pada 2014.
- Kamboja mendulang 2 medali emas, menyamai rekor terbaik mereka pada 2014.
- Indonesia memborong 31 medali emas, melewati rekor terbaik mereka saat meraih 11 emas pada 1962.
- Kyrgyztan mendapat 2 medali emas, melampaui torehan terbaik mereka yakni 1 emas pada 2002 dan 2010.
- Uzbekistan memborong 21 medali emas, melebihi rekor mereka sebelumnya yakni 15 emas pada 2002.
Sumber: asiangames2018.id