Bisnis.com, JAKARTA - Petinju nasional kelas terbang ringan putra (49 kg) Mario Blasius Kali mengaku agak kecewa dengan kepemimpinan wasit yang tidak memberikan peringatan kepada petinju China, Wu Zhonglin pada ronde kedua laga perempatfinal di JIEXPO Kemayoran Jakarta, Rabu (29/8/2018).
Dalam laga perempatfinal itu, Mario kalah dan kiprahnya di Asian Games 2018 harus berakhir.
Mario menilai wasit seharusnya memberikan peringatan (warning) kepada Zhonglin pada ronde kedua. Pasalnya, Zhonglin selalu menunduk terlalu rendah setelah menyerang.
"Baru di ronde ketiga dia diperingati setelah pukulan saya banyak yang masuk, seharusnya di ronde kedua juga dia diperingatkan," kata petinju asal Nusa Tenggara Timur itu.
Mario mengatakan jika wasit memperingati Zhonglin sejak ronde kedua, seharusnya poinnya lebih tinggi dibanding petinju China itu.
Di ronde ketiga, karena wasit memperingati Zhonglin, juri mengurangi poin Zhonglin. Berdasarkan skor di ronde ketiga, empat juri memenangkan Mario, hanya satu juri yang memenangkan Zhonglin. Namun di ronde pertama dan kedua, Mario kalah poin. Secara akumulasi Mario dinyatakan kalah 0-5.
Mario sebenarnya tampil cukup gemilang di ronde pertama dan kedua. Pertahanannya rapat. Pukulan jab dan lurusnya bersih serta bertenaga mengenai sasaran.
Di ronde ketiga, Mario mengaku sudah membaca strategi permainan Zhonglin. Alhasil pukulan jab Mario berhasil mencuri poin dan membuat Zhonglin terhuyung. Namun hal itu belum cukup untuk mempengaruhi penilaian juri.
Mario menerima dirinya tersingkir di babak perempatfinal. Target medali pun harus dipendam, "Saya terima saja hasil ini, tidak ada rencana untuk ajukan protes. Semoga Petinju Sunan nanti sore bisa menang," kata Mario yang juga tentara aktif berpangkat Sersan Dua di TNI AD.
Kini Mario berfokus untuk istirahat dan memulai kembali latihan sesegara mungkin agar tampil optimal di Kejurnas Tinju pada Oktober 2018. Ajang itu akan menjadi seleksi petinju Indonesia untuk berlaga di SEA Games 2019 di Filipina.