Bisnis.com, JAKARTA - Selain atlet yang berhasil meraih medali, kondisi atlet yang gagal pun layak diketahui publik. Termasuk kondisi pesilat Indonesia ini.
Bertanding di kelas J 90-95kg putra, pesilatan Eko Febrianto gagal dan bahkan didiskualifikasi karena melukai lawan.
Pelatih atlet pencak silat Indonesia Roni Syaifullah menjelaskan Eko Febrianto mengalami trauma dengan pesilat asal Singapura Sheik Farhan Sheik Alauddin. Akibatnya, Eko menelan kekalahan dalam pertandingan cabang olahraga pencak silat di ajang Asian Games ke-18 Tahun 2018.
Eko didiskualifikasi karena melakukan pelanggaran dengan memukul wajah Sheik hingga berdarah. Akaibatnya, pertandingan di kelas J 90-95kg putra dihentikan pada menit 01:15 babak ketiga, pada laga perempat final pencak silat, di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Sabtu (25/8/2018).
Eko pun tidak bisa melaju ke babak semifinal bersama sembilan atlet Indonesia lainnya.
"Eko secara psikis mengalami trauma karena empat kali menelan kekalahan dari atlet Singapura tersebut," kata Roni.
Menurut Roni, Sheik merupakan musuh bebuyutan bagi Eko, sehingga Eko tegang dan tidak rileks saat pertandingan berlangsung.
"Ini momok bagi Eko. Secara psikis cukup berat bertemu dengan atlet yang sudah beberapa kali mengalahkannya," tuturnya.
Menurut Roni, insiden pemukulan yang dilayangkan Eko terhadap Sheik di luar skenario dan strategi yang telah dipersiapkan selama latihan.
"Kita harap Eko fight di lapangan, namun fight tidak secara benar dilakukan, malah melakukan pelanggaran," ujar Roni menyayangkan.
Dengan adanya permasalahan itu, Roni akan melakukan evaluasi secara menyeluruh agar diketahui penyebab pasti kekalahan tersebut.
Dengan keempat kalinya Eko mengalami kekalahan di kelas berat tersebut, tambah dia, maka perlu ada regenerasi, sehingga ke depan bisa baik lagi.
Usai pertandingan Eko mengaku sedih tidak memberikan performa terbaiknya dalam pertandingan melawan pesilat Singapura itu.
"Pasti sedih tidak bisa memberikan yang terbaik di Asian Games," kata Eko.
Eko yang sudah empat kali bertemu dengan Sheik mengaku sempat terpancing emosinya, sehingga teknik-teknik yang dipelajarinya selama ini tidak bisa diterapkan secara maksimal.
"Terbawa emosi karena selama empat kali pertandingan dengan Sheik, belum pernah menang," kata Eko.
Ia pun meminta maaf kepada seluruh warga Indonesia karena tidak bisa memenangkan pertandingan.
Eko juga akan meminta maaf kepada Sheik atas terjadinya insiden tersebut.
"Pasti saya akan minta maaf kepada Sheik. Di arena memang sebagai musuh, tapi di luar arena kita harus berteman. Kita harus respect dengan tamu dari luar, apalagi kita sebagai tuan rumah," kata Eko.
Ia berharap pesilat Indonesia lainnya bisa membawa Indonesia juara di cabang olahraga pencak silat ini.
"Saya harap semua teman-teman masuk final. Dari 10 kelas, hanya saya saja yang tidak beruntung," tutur Eko.