Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan kesiapan pasokan listrik PT PLN (Persero) selama penyelenggaraan Asian Games 2018 yang akan dimulai Agustus mendatang.
General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) M. Ikhsan Asa'ad menjelaskan bahwa pasokan listrik untuk Asian Games 2018 dipastikan berjalan dengan lancar dan andal. Adapun penguatan jaringan distribusi sudah diselesaikan oleh pihaknya.
"Dengan kurang lebih 31 venue yang berpusat di Gelora Bung Karno [GBK] dan Wisma Atlet, setiap venue yang ada sudah di-backup pasokan listriknya minimal dari dua subsistem," tuturnya, seperti dikutip keterangan resmi Kementerian ESDM, Jumat (15/6/2018).
Dia menjelaskan khusus untuk GBK, listrik akan dipasok dari 5 subsistem. Tiga subsistem merupakan subsistem Muara Karang, Bekasi-Priok, dan Kembangan. Dua subsistem lainnya ditambahkan dari subsistem lain di Jakarta untuk memperkuat pasokan di GBK.
Sebagai langkah antisipasi, PLN Disjaya juga telah mempersiapkan backup suplai pasokan listrik dengan pemasangan UPS dan genset. PLN Disjaya menyediakan 51 buah UPS dengan kapasitas total 6.290 kVA dengan berbagai kapasitas yang lokasi penempatannya tersebar di beberapa venue pertandingan.
"Jadi, GBK akan dipasok atau dibackup dengan UPS kapasitas 4x500 kVA untuk lampu-lampu arena, sehingga kalaupun terjadi gangguan, itu tidak akan terjadi masalah disana," katanya.
Untuk genset, PLN juga merpersiapkan 22 genset dengan kapasitas total 24.800 kVA. Genset ini nantinya akan dipasang di GBK dan juga di venue-venue yang sebeumnya tidak dilengkapi dengan genset.
Selain venue pertandingan, PLN Disjaya juga akan menjaga pasokan listrik di hotel-hotel tempat atlet menginap dan juga rumah sakit. Total ada 22 hotel official dan 15 rumah sakit rujukan yang sudah diidentifikasi dan diawasi pasokan listriknya.
Terkait konsumsi listrik, Ikhsan memprediksi bahwa selama Asian Games 2018 berlangsung akan terjadi kenaikan konsumsi listrik di wilayah DKI Jakarta sebesar 10% atau naik sekitar 500 MW.
"Beban puncak Jakarta nanti akan sekitar 5.500 MW di mana sejauh ini adalah 5.000 MW. Sekitar 500 MW naiknya," jelasnya.
Seperti diketahui, pasokan listrik di DKI Jakarta berasal dari sistem Jawa-Bali. Adapun sistem tersebut memiliki cadangan sebesar 8.000 MW atau 32% dari total pasokan listrik.