Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asian Games 2018: Ini Dampak Ekonomi Hitung-hitungan Bappenas

Perhelatan Asian Games pada Agustus 2018 yang dibarengi dengan pembangunan dan revitalisasi sejumlah prasarana olahraga, harus mampu memberi dampak pada profil perekonomian.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (tengah), Staf Ahli Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Kementerian PPN, Amalia Adininggar Widyasanti (kiri) dan Kepala Biro Humas dan Tata Usaha Pimpinan Kementerian PPN/Bappenas Thohir Afandi memberikan penjelasan pada jumpa pers Dampak Ekonomi Penyelenggaraan Asian Games 2018 dan World Bank-IMF Annual Meeting 2018, di Jakarta, Kamis (26/4/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (tengah), Staf Ahli Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Kementerian PPN, Amalia Adininggar Widyasanti (kiri) dan Kepala Biro Humas dan Tata Usaha Pimpinan Kementerian PPN/Bappenas Thohir Afandi memberikan penjelasan pada jumpa pers Dampak Ekonomi Penyelenggaraan Asian Games 2018 dan World Bank-IMF Annual Meeting 2018, di Jakarta, Kamis (26/4/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Perhelatan Asian Games pada Agustus 2018 yang dibarengi dengan pembangunan dan revitalisasi sejumlah prasarana olahraga, harus mampu memberi dampak pada profil perekonomian.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan bahwa Asian Games tidak hanya berdampak secara ekonomi, tapi juga nonekonomi seperti meningkatkan pride atau kebanggaan dari Indonesia.

Selain itu, event olahraga paling akbar di kawasan Asia itu diharapkan meningkatkan kohesi sosial serta mendorong masyarakat untuk melakukan olahraga.

"Tidak kalah penting yaitu meningkatkan profil Indonesia di mata internasional," ujarnya melalui keterangan resminya, Senin (30/4/2018).

Menurutnya banyak negara yang profil ekonominya naik setelah berhasil menjadi tuan rumah event internasional.

Contoh paling jelas adalah Korea Selatan. Pada tahun 1986 Korea Selatan menjadi tuan rumah Asian Games ke-10 di Seoul. Dua tahun kemudian (1988) negeri Ginseng ini menjadi penyelenggara Olimpiade Musim Panas ke-24 di kota yang sama.

Korea Selatan menyadari bahwa menjadi tuan rumah event keolahragaan internasional merupakan sarana yang efektif untuk menaikkan citra negaranya. Korea Selatan menunjukkan diri kembali sebagai tuan rumah Asian Games ke-14 pada 2002 di Busan, dan secara bersamaan pada 2002 menjadi tuan rumah Piala Dunia bersama Jepang.

Selanjutnya, negeri Ginseng itu menjadi tuan rumah Asian Games ke-17 kembali pada pada 2014 di Incheon.

“Ini contoh suatu negara yang giat memanfaatkan event internasional untuk meningkatkan profil negara dan ekonominya dengan berbagai rangkaian event internasional di negaranya,” tutur Bambang.

Contoh sukses lainnya, kata Bambang, adalah Olimpiade Musim Panas ke-27 di Sydney Australia yang bisa mendorong ekonomi New South Wales meningkat sampai US$490 juta per tahun selama 12 tahun masa persiapan dan sesudah event.

"Jadi mereka ambil 6 tahun ke belakang dan 6 tahun ke depan. Periode 1994-2000 adalah masa persiapan, membangun stadion, infrastruktur, berbagai fasilitas pendukung, promosi dan seterusnya dan kemudian pasca event adalah masa pemanfaatan stadionnya, peningkatan wisatawan ke Australia maupun Sydney," jelasnya.

Setelah itu, dlihat dari present value dampak olimpiade terhadap ekonomi Australia mencapai US$6,5 miliar dan lapangan pekerjaan meningkat 5.300 di New South Wales dan di Australia Kota rata-rata 7.500 per tahun selama 12 tahun.

Cerita sukses lainnya, Olimpiade Musim Panas ke-30 di London pada 2012 karena bisa berkontribusi terhadap PDB Inggris sampai US$16,5 miliar selama 12 tahun periode. Komposisinya 82% dari free event, 12% dari pariwisata, 6% dari pengeluaran langsung.

“Jadi aktivitas free event dan konstruksi itu adalah bagian terbesar dari olimpiade di London, ditambah pariwisata dan direct spending, turis meningkat 10,8 juta pada periode 2005-2017,” tutur Bambang

Bambang berharap pasca pelaksanaan Asian Games ke-18 di Jakarta dan Palembang, Indonesia tidak hanya memperoleh dampak ekonomi tapi juga punya manfaat nonekonomi seperti yang dialami Korea Selatan, Australia dan juga Inggris.

Bappenas memperkirakan dampak langsung pengeluaran peserta dan pengunjung Asian Games 2018 mencapai Ro3,6 triliun, dengan perincian pengeluaran sebesar Rp2,5 triliun di Jakarta dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 70% persen, dan Rp1,1 triliun di Palembang dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 30%.

Bappenas memperkirakan pengeluaran berasal dari penonton dan wisatawan, diikuti 4,67% pengeluaran oleh atlet, 3,96% pengeluaran awak media, 2,34% pengeluaran officials, dan 0,77% pengeluaran sukarelawan.

Akomodasi diperkirakan menjadi komponen pengeluaran terbesar yang mencapai Rp1,3 triliun, sementara komponen terbesar kedua adalah transportasi sebesar Rp640 miliar, makanan dan minuman sebesar Rp628 miliar, pengeluaran belanja mencapai Rp560 miliar, dan pengeluaran hiburan sebanyak Rp 280 miliar.

Menteri Bambang menegaskan bahwa hasil estimasi dampak langsung ekonomi Asian Games 2018 ini masih merupakan hasil tahap awal dari kajian yang dikerjakan oleh Bappenas, dan diharapkan dampak ekonomi bagi Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 akan lebih besar lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler