Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) mengungkapkan kondisi beberapa atlet yang mengikuti tes kesehatan sejak Senin (7/11/2016) hingga Jumat (11/11/2016) menurun pascamengikuti PON 2016 Jawa Barat.
"Secara umum memang ada yang menurun, tetapi itu wajar. Setelah mengikuti PON mereka pulang ke kampung halaman, lalu berat badan naik dan kemampuan fisik menurun," ujar Manajer Strength & Conditioning Satlak Prima Kelana Sukma di Jakarta pada Jumat (11/11/2016).
Dia melanjutkan apa pun hasil tes fisik dan kesehatan yang secara resmi diberikan pada Ketua Satlak Prima Achmad Soetjipto pada Senin (14/11/2016), itu akan dijadikan acuan untuk menyusun program menuju Sea Games di Malaysia yang diselenggarakan pada 19-31 Agustus 2017.
Adapun rangkaian tes fisik sejak Senin hingga Jumat tersebut diikuti oleh 215 atlet dari 28 cabang olahraga yang dipertandingkan di Sea Games dan dilaksanakan di Stadion Atletik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rawamangun.
Tes diadakan untuk melihat beberapa aspek fisik atlet seperti kapasitas penyaluran oksigen tubuh (VO2 max) dan daya tahan non-oksigen (anaerobic endurance). Namun, tidak semua cabang olahraga mendapatkan materi yang sama.
Misalnya untuk atlet bela diri seperti karate, tinju dan taekwondo, ada porsi khusus untuk tes kekuatan (power test). "Untuk tinju, juga ada uji daya tahan kekuatan atau power endurance," tutur Kelana.
Ada pula cabang olahraga yang tidak bisa melakukan tes bersamaan dengan yang lain karena harus menggunakan alat khusus, misalnya balap sepeda, sebab untuk mengetahui kekuatan tungkai atlet, Satlak Prima harus menggunakan sepeda statis.
"Jadi untuk melakukan tes seperti itu kami harus langsung ke tempat di mana cabang olahraga tersebut latihan," kata Kelana.
Usai tes fisik dan kesehatan, Satlak Prima tidak akan melepaskan atlet begitu saja. Pemantauan terus dilakukan bekerja sama dengan pengurus olahraga atau federasi masing-masing, termasuk untuk nutrisi atlet, agar semua yang berlaga di Sea Games bisa berada di peak performance saat bertanding.
Satlak Prima berharap bisa membangun komunikasi yang baik dengan manajemen masing-masing cabang olahraga, termasuk pelatih fisik, teknik dan penanggungjawab nutrisi. "Semuanya harus bersama-sama bekerja meningkatkan penampilan atlet karena target yang dibebankan pada mereka tidak ringan," ujar Kelana.
Berikutnya, pada Desember 2016, Satlak Prima direncakan melakukan tes fisik untuk semua atlet cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games 2018. Lokasinya diperkirakan masih di Stadion UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur.