Bisnis.com, BALIKPAPAN - Rombongan Tim Offroad Kalimantan (TOK) mengalami kerusakan mobil seperti as turbo patah, bahan bakar tumpah, hingga ban pecah, kendati melintasi jalan mulus antara Kuching-Sri Alam-Sibu-Miri, Malaysia.
Di wilayah Batu kilometer 54 sebelum Sibu, mobil Daihatsu Hiline keluaran 1996 yang disopiri offroader Balikpapan Budi Kertayasa tiba-tiba mengeluarkan bunyi gemersik yang keras dari bawah kap mesin.
"Pantas sedari awal tak terasa tenaganya. Sistem gerak di turbo tidak tersetting betul sehingga akhirnya gagal," kata Agus, mekanik Tim Offroad Kalimantan (TOK).
Beberapa bagian turbo akhirnya dicopot agar tidak mengganggu mesin dan perjalanan bisa segera dilanjutkan. Tanpa peralatan turbo, tenaga mobil berkurang dan kecepatan maksimalnya mentok di 70 km per jam. "Yang penting secara umum semua masih bisa jalan," kata Budi.
Setelah rehat di Niah, sebuah perhentian 96 km sebelum Miri, giliran ban kiri belakang mobil FJ40 milik Haji Isa bocor dan langsung kempes di Batu 60.
Pergantian ban yang mestinya mudah, sedikit terhambat karena ternyata ban cadangan di kabin bagasi tertutup barang-barang lain, seperti suku cadang dan perbekalan.
Kejadian ban bocor itu seperti menjawab pertanyaan Budi Jamu, untuk membedakannya dengan Budi Karyo, yang bertanya mengapa dalam jarak hampir 500 km Kuching-Miri tak terlihat satu pun tukang tambal ban.
"Di sini ban bocor dibawa langsung atau belakangan ke bengkel di kota atau dekat area pemukiman. Tak ada tukang tambal ban pinggir jalan," ujar Helmi, koordinator TOK.
TOK sedang melakukan perjalanan lintas negara untuk berpartisipasi dalam Borneo Safari, sebuah ajang touring offroad di Sabah, Malaysia.
Rombongan tim terdiri dari delapan mobil asal Samarinda dan Balikpapan (Kalimantan Selatan), Barabai, Amuntai, dan Banjarbaru (Kalimantan Selatan).
Perjalanan dimulai dari Samarinda menuju Banjarmasin, kemudian masuk Kalimantan Tengah ke Palangkaraya, Sampit, Simpang Runtu, Nanga Bulik, Sandai, berlanjut hingga Entikong, dan memasuki negara bagian Sarawak hingga sampai Miri di hari kedelapan.
"Sebentar lagi kami akan memasuki Brunei Darussalam untuk bermalam dan istirahat," kata Helmi.