Bisnis.com, LONDON - Juara dunia tinju kelas berat asal Britania Tyson Fury mengatakan dirinya mengonsumsi minuman beralkohol dan menggunakan kokain untuk membantu dirinya mengatasi depres.
"Saya keluar untuk minum-minum, Senin sampai Jumat sampai Minggu, dan menggunakan kokain. Saya tidak dapat mengatasinya (depresi) dan satu-satunya hal yang membantu saya adalah ketika saya teler berat," ucapnya i, ucapnya kepada majalah Rolling Stone pada wawancara yang dirilis pada Selasa (4/10/2016).
"Saya menggunakan banyak kokain. Banyak sekali. Mengapa saya tidak boleh menggunakan kokain? Ini adalah hidup saya kan? Saya dapat melakukan apa yang saya inginkan... Itu bukanlah obat untuk mendongkrak performa."
"Saya tidak pernah menggunakan obat-obatan lain, sama sekali, dalam hidup saya. Saya baru mulai menggunakan kokain dalam beberapa bulan terakhir," tambah juara versi WBA dan WBO itu, yang mengatakan ia berhenti mengonsumsi obat-obatan pada 1 Oktober.
Para perwakilan Fury belum dapat dimintai komentarnya ketika dihubungi oleh Reuters.
ESPN melaporkan pada pekan lalu bahwa Fury (28) mendapatkan hasil positif kokain saat menjalani uji obat-obatan, mengutip bocoran surat yang dikirimkan oleh Badan Anti Doping Sukarela (VADA). VADA menolak untuk berkomentar dan Reuters tidak dapat memverifikasi detail-detail laporan.
Saat ditanyai oleh Reuters, apakah dirinya bersih saat bertanding, Fury berkata, "Tidak ada obat-obatan sama sekali, tidak ada obat-obatan sama sekali. Saya tidak akan pernah menggunakan obat-obatan untuk membantu bertinju dalam hidup saya. (Saya) sama sekali tidak pernah menggunakan obat pendongkrak performa." Pada awal tahun ini, Fury didakwa dengan penggunaan doping oleh Badan Anti Doping Inggris setelah sampel urinnya dari Februari 2015 -- sembilan bulan setelah ia mengalahkan Wladimir Klitschko untuk memenangi gelar dunia versi WBO dan WBA -- memperlihatkan jejak-jejak penggunaan zat stimulan nandrolone yang terlarang.
"Jika (hasil uji obat-obatan) saya dinyatakan positif pada Februari 2015 mengapa membiarkan saya bertarung melawan juara bertahan dan membiarkan saya merebut semua sabuknya pada November? Mengapa tidak mencoret saya pada Februari?" kata Fury kepada Rolling Stone. Itu merupakan kekalahan pertama Klitschko (40) sejak 2004.
Fury, yang selalu menyatakan dirinya tidak bersalah, menuntut Badan Anti Doping dan otoritas-otoritas tinju Britania.
Rencananya ia akan mempertahankan gelar-gelarnya dengan menghadapi bekas juara asal Ukraina Klitschko pada Juli, namun pertandingan itu dibatalkan karena ia mengalami cedera pergelangan kaki. Pertarungan itu dijadwalkan ulang untuk bulan ini namun harus kembali ditunda karena kondisi medis yang tidak dijelaskan.
Paman sekaligus pelatih Fury, Peter Fury, mengatakan belakangan ini sang petinju "nyaris berada di titik nadir" dan menerima bantuan profesional.
Saat ditanyai apakah ia menunda pertarungan-pertarungan melawan Klitschko karena ia tidak berlatih karena depresi, Fury berkata, "Sejujurnya iya. Saya tidak memasuki pusat kebugaran selama berbulan-bulan. Saya absen tanpa izin resmi." "Saya keluar untuk minum-minum, apapun untuk menenangkan pikiran yang menimpa saya. Anda tidak akan memahaminya jika saya mengatakan kepada Anda." "Mereka mengatakan saya menderita suatu versi bipolar. Saya manic depressive," tambahnya.
Fury mengatakan dirinya membatalkan pemusatan latihannya di Belanda pada Mei dan sejak itu belum berlatih lagi.