Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

4 Juara Angkat Besi Olimpiade Positif Doping

Empat juara Olimpiade cabang angkat besi, termasuk atlet kondang Ilya Ilyin, menjadi satu dari 10 atlet angkat besi yang terbukti positif menggunakan doping pada Olimpiade London 2012
Ilya Ilyin, juara Olimpiade 2012, menunjukkan medali emasnya. Kini dia terbukti memakai doping./Reuters-Dominic Ebenbichler
Ilya Ilyin, juara Olimpiade 2012, menunjukkan medali emasnya. Kini dia terbukti memakai doping./Reuters-Dominic Ebenbichler

Bisnis.com, JAKARTA - Empat juara Olimpiade cabang angkat besi, termasuk atlet kondang Ilya Ilyin, menjadi satu dari 10 atlet angkat besi yang terbukti positif menggunakan obat-obatan peningkat kemampuan (doping) pada Olimpiade London 2012 setelah sampel mereka dianalisa ulang.

Ilyin, peraih medali emas kategori 94 kilogram putra, dan tiga juara putri yaitu Zulfiya Chinshanlo (53kg), Maiya Maneza (63kg), dan Svetlana Podobedova (75kg) juga termasuk atlet yang gagal dalam tes doping, demikian pernyataan Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) pada Kamis (16/6/2016).

IWF juga melarang sementara atlet yang terbukti menggunakan doping untuk mengikuti kejuaraan. Mereka adalah 10 atlet angkat besi, termasuk tujuh atlet peraih medali dalam Olimpiade London 2012, peraih gelar juara saat ini, dan atlet-atlet yang diperkirakan meraih medali pada Olimpiade Rio de Janeiro pada Agustus 2016.

Juara Olimpiade dua kali Ilyin, 28 tahun, terbukti positif mengonsumsi dehydrochloromethyltestosterone dan stanozolol ketika Komite Olimpiade Internasional menganalisa ulang sampel 2012.

Ilyin pada cabang angkat besi, dapat disetarakan dengan Usain Bolt pada cabang atletik. Ilyin punya hampir 400.000 pengikut pada media jejaring sosial, lebih banyak dibandingkan dengan siapa pun dalam dunia olahraga, dan telah dijuluki sebagai atlet angkat besi putra tersohor dalam 4 tahun.

Sebagai pemenang penghargaan terkemuka olahraga pada 2005, 2006, 2014, dan 2015, Ilyin yang juga juara dunia empat kali menjadi tokoh nasional sekaligus teman akrab Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev.

Kejayaan Ilyin di London yang mengikuti kemenangannya di Beijing pada 2008. Ilyin juga penuh percaya diri untuk menyabet emas Olimpiade ketiganya di Rio pada Agustus mendatang pada kategori 105 kilogram.

Ilyin, yang menjadi vegetarian dan cuti dari kompetisi setelah Olimpiade London, mencetak catatan dunia terakhir pada Piala Presiden di Moskow pada Desember. Dia tidak pernah gagal tes doping sebelumnya.

Hasil uji ulang sampel doping itu juga menunjukkan kandungan oxandrolone dan stanozolol pada sampel milik Chinshanlo. Sedangkan sampel Maneza dan Podobedova terbukti mengandung stanozolol.

Sejumlah atlet peraih medali pada Olimpiade 2012 yang juga terbukti positif memakai doping antara lain peraih medali perak kategori 85 kilogram putra Apti Aukhadov asal Rusia (dehydrochloromethyltestosterone dan drostanolone), dan dua peraih medali perak putri Yuliya Kalina (58 kg) asal Ukraina (dehydrochloromethyltestosterone) dan atlet putri Belarusia Maryna Shkermankova (69kg) (dehydrochloromethyltestosterone dan stanozolol).

Juara dunia saat ini pada kategori 58 kilogram putri Boyanka Kostova, asal Bulgaria yang mewakili Azerbaijan dan meraih posisi kelima di London, juga terbukti positif dehydrochloromethyltestosterone dan stanozolol.

Dua atlet lain dari Belarusia juga gagal tes doping yaitu Yauheni Zharnasek kategori 105 kilogram putra (dehydrochloromethyltestosterone, stanozolol dan oxandrolone) dan Dzina Sazanavets kategori 69 kilogram putri (drostanolone, stanozolol).

IWF akan menarik gelar yang telah didapat empat atlet Kazakhstan yang meraih medali emas pada Olimpiade London 2012.

Komite Olimpiade Internasional juga akan menguji ulang sampel yang diambil saat Olimpiade Beijing 2008. "IWF akan melaporkan hasil terbaru analisa ulang Beijing sesegera mungkin," sebut federasi itu dalam website resminya.

Badan Anti-Doping Dunia (WADA) telah melaksanakan pengujian ulang sampel-sampel dari para atlet seluruh cabang olahraga pada Olimpiade 2008 dan 2012 setelah mendapati kemajuan keilmuan dan metode pendekatan.

"Kami percaya pengujian retrospektif berfungsi sebagai pencegah yang kuat bagi mereka yang mungkin dianggap curang," demikian pernyataan WADA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler