Bisnis.com, JAKARTA - Stephen Curry belum mampu bersinar sebagaimana yang diharapkan terhadap peraih penghargaan Pemain Terbaik sebanyak dua kali ini pada Final NBA, namun guard Golden State Warriors itu tidak membiarkan hal tersebut mengganggu lajunya menuju gelar kedua secara beruntun.
Curry merupakan salah satu penembak terbaik dalam sejarah bola basket, namun dia kesulitan menemukan konsistensi pada Final NBA yang menggunakan format best of seven melawan Cleveland Cavaliers, di mana tim Warriors yang diperkuatnya memimpin 3-2 menjelang Game Enam yang akan dimainkan pada Jumat pagi WIB (17/6/2016).
Pemain yang tiga kali terpilih sebagai anggota tim All-Star itu rata-rata mengukir 22,2 angka pada lima pertandingan Final NBA, jauh di bawah 30,1 angka per pertandingan yang dicatatkannya pada musim reguler.
"Terdapat jenis pengharapan bersejarah seperti ini dari para pemain terhebat sepanjang masa di liga ini, yang mereka alami pada momen-momen Final," kata Curry pada Kamis WIB (16/6/2016).
"Tidak seorang pun dari mereka bermain untuk tim ini dan memahami bagaimana saya berusaha untuk membantu tim saya setiap malam," tambahnya.
Catatan koleksi angka Curry pada tiga pertandingan pembukaan Final yakni 11, 18, dan 19 angka, memicunya untuk berkata bahwa dia harus bermain "ratusan kali lebih baik" setelah Golden State kalah dengan selisih 30 angka pada Game Tiga yang memangkas keunggulan mereka menjadi 2-1.
Dia meresponnya dengan tampil gemilang saat menyumbang 38 angka untuk membawa timnya memimpin 3-1 pada rangkaian seri, namun kembali merosot di kandang sendiri 3 hari kemudian dengan peluang untuk menyelesaikan perjalanan Cavaliers yang dipimpin LeBron James.
Curry memasukkan 25 angka saat timnya kalah pada Game Lima, namun ia hanya memasukkan delapan dari 21 tembakan dengan empat turnover, penampilan yang hanya akan membuat fokus kembali tertuju pada dirinya ketika Warriors mendapatkan kesempatan kedua untuk mengakhiri Final.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
