Bisnis.com, JAKARTA - Pengadilan atas kasus doping di Olimpiade Rio de Janeiro pada pertengahan tahun ini serta semua event di masa depan akan ditangani oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), bukan Komite Olimpiade Internasional (IOC).
IOC mengatakan Dewan Eksekutif mereka telah menyetujui keputusan menghapus diri dari proses pengadilan atas pengguna doping dalam upaya untuk menambah kredibilitas penilaian.
"IOC tidak lagi menangani kasus ini, sudah dialihkan dari IOC, dan mereka keluar dari persidangan," ujar Presiden CAS John Coates, yang juga anggota IOC.
Pada event-event sebelumnya, Komisi Disiplin IOC, yang terdiri dari anggota reguler IOC, akan mengadakan persidangan menyusul tes doping positif oleh seorang atlet.
Komisi kemudian akan mendengarkan kasus atlet dan menjatuhkan sanksi apapun. Sanksi ini bisa meliputi penarikan medali dan diskualifikasi atlet dari Olimpiade.
Masing-masing federasi cabang olahraga kemudian bertanggung jawab atas sanksi lebih lanjut.
Di bawah sistem baru, atlet atau pejabat, yang diduga melanggar peraturan anti-doping, akan menyajikan kasus mereka kepada sekelompok arbiter dalam divisi anti-doping baru CAS.
"Di antara satu atau tiga arbiter, yang semuanya mengkhususkan diri dalam isu doping, akan mendengar kasus ini", kata Coates, praktisi hukum berkebangsaan Australia.
Pengacara yang bekerja secara pro-bono (pelayanan hukum yang dilakukan untuk kepentingan umum atau pihak yang tidak mampu tanpa dipungut biaya) juga akan disediakan untuk mereka dalam proses penyelidikan.
IOC kemudian akan terikat untuk menerima setiap keputusan oleh divisi anti-doping CAS. "Atlet harus senang dengan hal ini. Tiba-tiba mereka muncul sebelum sidang di mana jaksa dan hakim adalah orang-orang berbeda. Mereka akan memiliki badan independen untuk menentukan nasibnya,” kata Coates.