Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenpora Akan Jadikan PNS "Intel Olahraga"

Kemenpora akan memaksimalkan peran PNS untuk menjadi "sports intelligent" alias "intel olahraga" yang salah satu fungsinya adalah memantau kekuatan calon lawan yang akan dihadapi atlet Indonesia dalam sebuah pertandingan.
Ilustrasi/Reuters-Stefano Rellandini
Ilustrasi/Reuters-Stefano Rellandini

Bisnis.com, JAKARTA -- Aktivitas intelijen di bidang olahraga sepertinya akan menjadi profesi baru di Indonesia.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan memaksimalkan peran PNS untuk menjadi sports intelligent  alias "intel olahraga" atau intelijen di bidang olahraga yang salah satu fungsinya adalah memantau kekuatan calon lawan yang akan dihadapi atlet Indonesia dalam sebuah pertandingan.

"Memang benar. Untuk di dalam negeri, kami akan memaksimalkan PNS di Kemenpora yang mayoritas mantan atlet. Untuk di luar negeri akan bekerja sama dengan kedutaan besar (diplomat)," kata Sesmenpora Alfitra Salamm di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (4/12/2014).

Menurut dia, PNS yang berasal dari Kemenpora, terutama yang mempunyai latar belakang atlet, nantinya akan ditempatkan pada masing-masing cabang olahrahga sesuai dengan bidangnya, termasuk sebagai pelatih.

Istilah sports intelligent muncul dalam diskusi Kamisan yang dilakukan Kemenpora bersama dengan tokoh-tokoh olahraga maupun wartawan untuk menyikapi penurunan prestasi olahraga saat ini.

Pemanfaatan sports intelligent dinilai sangat diperlukan, apalagi banyak negara seperti Prancis dan China sudah memanfaatkan hal tersebut.

Hasilnya prestasi terbaik dalam sebuah kejuaraan mampu mereka raih.

"Bagaimana Prancis mampu meraih 41 medali emas pada Olimpiade adalah hasil dari sports intelligent itu. Mereka mengintip cara latihan Inggris. Begitu juga China pada Olimpiade Beijing," kata pengamat olahraga Anton Sanjoyo selaku narasumber pada diskusi Kamisan yang pertama kali di Kantor Kemenpora itu.

Selain Prancis dan China, Amerika Serikat juga memanfaatkan hal tersebut, di antaranya untuk cabang balap sepeda nomor BMX.

Bahkan, Negeri Paman Sam itu mampu mendapatkan data detail bentuk sirkuit yang digunakan pada Olimpiade London.

"Setelah mendapatkan data sirkuit, Amerika langsung membikin sirkuit itu di Oregon. Semua atlet terus berlatih di sana. Hasilnya hampir setengah medali yang diperebutkan diraih, meski menjelang kejuaraan diketahui pihak penyelenggara," kata pria yang akrab dipanggil Joy itu.

Joy menambahkan inti dari sports intelligent adalah untuk mengetahui kekuatan calon lawan mulai dari persiapan, melihat kondisi dan lokasi pertandingan hingga untuk membandingkan kekuatan yang dimiliki atlet Indonesia sebelum turun dalam sebuah kejuaraan.

"Ini harus segera dilakukan. Begitu juga dengan pendataan atlet agar mempemudah dalam mengetahui perkembangan atlet sejak pembinaan," kata Joy.

Sementara itu, Koordinator Cabang Olahraga Terukur Satlak Prima, Hadi Wihardja mengatakan, selain melakukan sports intellegent, kesuksesan seorang atlet juga harus ditopang dengan pengamatan terhadap atlet yang sukses terdahulu.

Hal ini sudah dilakukan di cabang angkat besi. "Angkat besi pertama kali dapat medali lewat Lisa Rumbewas. Tradisi medali terus kita jaga hingga saat ini. Ini adalah hasil dari pembelajaran dari kejuaraan sebelumnya," katanya.

Menurut dia, untuk mencetak atlet berprestasi harus dilakukan secara serius sejak awal. Pelatih yang membimbing salah satu atlet tidak boleh ganti-ganti atau satu atlet harus dipegang satu pelatih.

"Seperti kasus Dedeh Erawati. Pelatih tidak mendampingi saat kejuaraan berlangsung karena masalah kuota kontingen. Jelas, hasilnya akan kurang maksimal," kata pria yang juga mantan atlet angkat besi nasional itu.

Sesuai rencana, Diskusi Kamisan akan dilakukan secara rutin. Untuk narasumber akan terus berganti dari masing-masing cabang olahraga yang ada di Indonesia. Selain itu juga melibatkan tokoh olahraga serta KOI, KONI dan Satlak Prima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler