Bisnis.com, JAKARTA — Hari kedua seri kejuaraan dunia Rally Portugal 2014 yang diikuti pereli Indonesia Subhan Aksa, kacau karena tiga Special Stages (SS) awal betul-betul menyiksa mobil, fisik, dan pikiran peserta, termasuk Subhan Aksa yang terjun di kelas World Rally Championship2.
Informasi yang disampaikan tim media Subhan kepada Bisnis, Sabtu (5/4/2014) menyebutkan SS ke-2 sangat sulit dilewati karena licin dan becek di berbagai lokasi akibat hujan. Terlebih di beberapa poin lintasan sempit dan daya cengkeram ban berubah-ubah.
Tampil dengan Ford Fiesta RRC, Subhan bersama navigator Nicola Arena dari Italia mencapai finish pada urutan ke-14 dari 20 peserta yang berlaga di WRC2. Akan tetapi secara keseluruhan berada di posisi ke-12. Turun dua peringkat dari hasil di SS pembuka sehari sebelumnya.
Masuk SS ke-3 di Ourique sepanjang 20,7 km, kondisi lintasan justru lebih parah. Bukan lagi becek, tetapi sudah kubangan lumpur di beberapa lokasi. Demikian parahnya kondisi rute ini sehingga panitia memangkas jarak tempuhnya sepanjang 5 km.
“Bukan cuma kami, tapi semua peserta terkendala dengan kondisi tersebut. Pereli kelas WRC pun mengeluh karena memang sama sekali tidak bisa tampil maksimal. Bagi saya pribadi, ini tetap menjadi proses pembelajaran yang akan sangat berguna,” ujar Subhan.
Puncak kegundahan pereli terjadi pada SS ke-4 di Aldomovar1. Baru sebagian peserta dilepas di garis start, muncul pengumuman kalau sesi tersebut dibatalkan. Penyebabnya karena mobil Robert Kubica dari Polandia menabrak pohon mengakibatkan ban depan kanannya copot dan menghalangi laju mobil lain.
Juara dunia WRC2 musim 2013 yang juga mantan pembalap Formula 1 itu tidak kuasa mengontrol mobilnya pada satu tikungan, sehingga tergelincir dan berhenti setelah menabrak pohon.
Masih ada tersisa tiga SS terjadwal pada hari ini, yakni SS ke-5 sampai ke-7. Dari segi waktu yang tidak terlalu jauh dengan pereli di atasnya, ada potensi Subhan untuk kembali naik ke posisi awal, yakni peringkat 10.
“Itu pun kalau kondisi tiga lintasan berikutnya tidak separah dengan sebelumnya. Ada kesempatan menuju peringkat itu, tetapi perlu ekstra waspada menghindari risiko kecelakaan. Jadi, saya tak akan ‘ngotot’ masuk ke grup 10 Besar.”
Lomba, katanya, masih panjang dan banyak kemungkinan bisa terjadi oleh karena itu dia bersikap lebih sabar.