Bisnis.com, NEW YORK - Victoria Azarenka berjalan keluar lapangan dengan kepala tegak setelah dikalahkan Serena Williams di final Amerika Serikat (AS) Terbuka, Minggu (8/9) waktu setempat.
"Saya tidak akan berbohong. Rasanya sakit sekali. Tapi, tidak apa-apa. Saya lakukan semua yang saya bisa dengan hatiku dan berjuang sekeras mungkin," ujar Azarenka.
"Saya kalah dari sang juara hebat dan saya masih bisa berjalan dengan kepala tegak," katanya.
Setelah kalah di set pertama , Azarenka membuat poin fenomenal di set kedua di mana ia berjuang kembali dari 1-4 dan 3-5 untuk memaksakan penentuan di Stadion Arthur Ashe sebagaimana Williams dua kali membuang peluang untuk meraih kemenangan dengan straight set .
Namun petenis berusia 24 tahun itu tidak mampu membawa momentum ke dalam set penentuan. Williams, yang melemparkan raket ke kursinya saat pergantian lapangan, mengambil alih set ketiga untuk melengkapi kemenangan dalam dua jam dan 45 menit .
"Ia benar-benar membuat hal itu terjadi," kata Azarenka .
"Tidak ada kekecewaan . Ini adalah saat di set ketiga bahwa momentum berubah sedikit , dan saya agak merasa seperti kehilangan momentum itu. Dalam saat itu dia lebih bekerja keras hari ini. Ia lebih konsisten dan pantas menang," ujar dia.
Azarenka menunjukkan tekad besar untuk pulih di set kedua, tapi kebangkitannya itu membuatnya kehabisan tenaga di set ketiga.
"Itu meningkat dari titik pertama , ketegangan, pertempuran, dan tekad, Rasanya dari setiap sudut itu naik tingkat," ujar dia.
Azarenka mengucapkan selamat kepada Williams setelah petenis Amerika itu memenangkan gelar tunggal utama ke-17 dalam karirnya.
Sebelumnya, Victoria Azarenka, petenis putri Belarusia, yakin bisa mengandaskan juara bertahan Serena Williams dalam pertemuan edisi kedua di partai final tenis AS Terbuka 2013.
Dalam tahun berturut petenis nomor dua dunia sampai di final Amerika Serikat Terbuka dan kembali bertemu dengan petenis tuan rumah Serena Williams. Azarenka takluk dalam pertemuan pertama di partai final AS Terbuka 2012.
Kekalahan itu membuat catatan karirnya melawan petenis nomor satu dunia itu menjadi 3-13. Dua kemenangan terakhir Azarenka terjadi dalam final di Doha dan Cincinnati.
"Saya pikir secara keseluruhan pertandingan tahun lalu adalah cerita yang berbeda. Hal ini mungkin menunjukkan bukan Serena yang berbeda, tapi itu saya yang berbeda sebagai pemain. Dan saya merasa seperti itu," katanya.
Dia yakin bisa mencoba meraih peluang kemenangan atas Serena. "Saya tidak sabar untuk kesempatan berikutnya."
Azarenka tidak sendirian dalam upayanya untuk membuat terobosan signifikan melawan Williams .
Maria Sharapova, petenis nomor tiga dunia, hanya mengalahkan Serena Williams dua kali dalam 16 pertemuan, sedangkan peringkat empat Agnieszka Radwanska punya rekor lebih jelek, 6-0 .
"Saya pikir itu luar biasa dengan pencapaian Serena. Ia bermain tenis dengan penampilan terbaiknya sekarang. Itu benar-benar menunjukkan bagaimana fokusnya dan bagaimana ia menyusun dan menaikkan levelnya," tambahnya.
"Itu menarik bagi saya , untuk dapat bersaing dengan pemain yang bisa menjadi terhebat sepanjang masa . Aku bermain melawan orang itu di final grand slam," ujar dia.
Williams yang berusia 31 tahun itu mampu membuat pukulan servis tercepat di final turnamen perempuan dengan 126mph (202.7kmh).
Sedangkan pukulan servis terbaik Rafael Nadal di AS Terbuka adalah 125mph ( 201.1kmh ) sementara Roger Federer di 127mph ( 204.3kmh ).
"Saya akan mencoba dan meningkatkan aspek tertentu , karena kesenjangan antara servis Serena dan servis saya cukup besar," ujar juara Terbuka ganda Australia itu.
"Tapi saya tidak ingin membandingkan bahwa dia memiliki servis terbaik sepanjang masa," ujarnya. (Antara/AFP)