Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SIMON SANTOSO Ingin Bulutangkis Lebih Populer

BISNIS.COM, JAKARTA - Simon Santoso merupakan seoarang pemain bulutangkis Indonesia yang lahir di Tegal, Jawa Tengah, 29 Juli 1985. Putra dari pasangan Hosea Lim dan Rahel Yanti ini pernah memperkuat Indonesia pada Thomas Cup Indonesia 2008 dan 2010

BISNIS.COM, JAKARTA - Simon Santoso merupakan seoarang pemain bulutangkis Indonesia yang lahir di Tegal, Jawa Tengah, 29 Juli 1985. Putra dari pasangan Hosea Lim dan Rahel Yanti ini pernah memperkuat Indonesia pada Thomas Cup Indonesia 2008 dan 2010 dan menjadi pemain tunggal ketiga dalam tim bulutangkis Indonesia.

Sebelumnya Simon Santoso juga pernah memperkuat tim Thomas Cup Indonesia pada tahun 2004 dan 2006. Simon Santoso juga pernah melawan Sony Dwi Kuncoro dalam Indonesia Open. Pada saat itu Simon menjadi pemain tuggal kedua menggantikan Sony Dwi Kuncoro yang mengalami cedera tulang punggung.

Prestasi terbaik yang pernah mampir lagi bagi Simon Santoso adalah menjadi juara Indonesia Open Super Series Premier 2012. Kala itu, Simon sukses mengalahkan tunggal putra Cina, Du Pengyu, dalam pertarungan sengit tiga set 21-18, 13-21, 21-11. 

Semenjak saat itu, sulit menemukan Simon bertahan lama sampai babak final turnamen-turnamen level Super Series. Padahal, keberhasilan meraih gelar juara turnamen serupa pernah datang di tahun 2009 saat dia menjuarai turnamen Denmark Terbuka. 

Sayangnya, Simon sulit mendulang prestasi dan kini justru harus berada di peringkat 20 dunia. Padahal di tahun 2010, Simon pernah menembus peringkat 3 dunia. Meski tak banyak gelar juara yang dibawanya pulang, Simon kerap tampil konsisten di berbagai turnamen yang diikutinya.

Prestasinya untuk Merah Putih juga tak kalah membanggakan setelah dua kali mempersembahkan medali emas di SEA Games 2009 dan 2011. Simon juga menjadi salah satu tumpuan Indonesia di babak final Piala Thomas 2010. Kekalahannya dari Chen Jin menjadi pertanda kekalahan tim Indonesia atas tim Cina kala itu. 

Simon dikenal sebagai salah satu pemain yang suka kehilangan kendali permainan saat bermain tiga set. Tekanan mental dalam pertandingan menjadi salah satu beban yang justru menjadi kelemahannya.

Bisnis berkesempatan mewawancarai pemain bulutangkis berprestasi ini secara langsung. Berikut petikan wawancara Bisnis dengan Simon Santoso :

Simon sekarang sedang sibuk apa?
Saya sedang mempersiapkan Australia Open dan Newzeeland Open. Pada awal April 2013 ada dua event itu yang terdekat. Saya bermain sebagai tunggal putra.

Persiapannya apa saja?
Tetap latihan-latihan, mungkin saat ini programnya agak berat dan lebih padat latihannya.

Apa target di dua kejuaraan itu?
Tentu ingin juara, tahun lalu saya kalah di semi final, kali ini saya ingin juara.

Menurut Simon, lawan yang paling berat di kedua kejuaraan itu siapa?
Saya belum tau, karena nama-nama yang ikut pertandingan juga belum tau siapa saja. Tapi yang paling berat sementara dari China, Malaysia dan Denmark.

Ketika All England lalu, tunggal putra Indonesia tidak mendapat juara, apa pelajaran yang bisa diambil?
Kemarin di All England saya absen, yang pasti tunggal putra sendiri kan sempat Tommy Sugiarto masuk final. Saya berharap tunggal putra cepat bangkit, ada regenerasi cepat muncul di bawah-bawah saya, sehingga bisa cepat memperbaiki prestasi tunggal putra.

Orang lebih suka bermain olahraga futsal, sepakbola dan lain-lain, padahal prestasi kebanyakan dari Bulutangkis. Bagaimana pendapat Simon?
Futsal kan mainnya ramai-ramai, jadi kebanyakan orang lebih suka. Badminton sendiri promosinya harus lebih lagi untuk memperkenalkan kembali Badminton kepada masyarakat. Seperti di China misalnya, Badminton cukup populer dan hampir di setiap sekolah ada lapangan Badminton. Kita bisa mencontoh China. Seperti di Jakarta mungkin agak tidak bermasalah, yang kurang itu di luar daerah, di luar pulau.

Harapan Simon ke depannya?
Pengenalan Badminton ke masyarakat, orang tua bisa mendukung anak-anaknya untuk bermain Badminton, terutama itu.

Apakah Badminton bisa menjamin masa depan?
Badminton sekarang cukup menjanjikan, hadiah juga besar-besar bisa untuk masa depan dan untuk hidup. Apalagi dengan sistem sekarang di PB PBSI yang terbuka, cukup bagus buat para pemain. Tanggung jawab kami kepada sponsor juga semakin besar. Tapi semakin bagus prestasi akan semakin mahal seseorang.

Alasan anak muda Indonesia biar merasa asik bermain Badminton?
Yang pasti memang saat ini, olahraga bulutangkis yang paling bisa mengukir prestasi di dunia, kemudian kenapa tidak mendukung dan menjadi olahraga favorit. Pemerintah kenapa nggak mendukung juga? Sedangkan sepak bola itu ada dana APBD, di Badminton tidak ada. Dorongan pemerintah itu perlu. Pengenalan kepada masyarakat itu penting, seperti di China itu Badminton sekarang sangat populer. Dari segi dana pemerintah, kalau sudah tidak menjadi atlet lagi, bisa tetap hidup dan terjamin.

Badminton itu olahraga yang mahal atau tidak?
Dibandingkan dengan tenis, jauh lebih mahal tenis. Tapi masih termasuk sedang-sedang. Yang pasti harus punya raket, kalau di klub itu disediakan shutle cock. Paling-paling iuran untuk klub setiap bulannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sukirno
Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler