Tahun | Podium Juara |
2007 | 10/ dari 18 seri (juara 2007) |
2008 | 6/ dari 18 seri |
2009 | 4/ dari 17 seri |
2010 | 3/ dari 18 seri |
Sumber: Motogp.com
JAKARTA—Valentino Rossi akhirnya membuka rahasia bahwa dirinya merasa lega bisa segera hengkang Tim Ducati, karena 2 tahun dibuat frustasi dengan motor Desmosedici yang dikembangkan Ducati.
Hal itu terungkap dalam wawancara eksklusifnya dengan majalah Motosprint edisi 11 Februari 2013. Rossi bukannya menyalahkan motor Desmosedici, namun justru menyalahkan dirinya sendiri yang gagal memahami karakteristik motor besutan Ducati tersebut.
Dia mencoba membandingkannya ketika Rossi bersamaa Tim Aprilia (Moto GP 250 cc/sekarang Moto2), Repsol Honda (Moto GP 500CC), dan Fiat Yamaha (Moto GP 500 cc).
"Di Aprilia, Honda, dan Yamaha, saya menemukan motor yang pas. Saya tahu bagaimana harus memenangi balapan dengan motor itu. Namun di Ducati, mungkin saya adalah satu-satunya pebalap yang tidak bisa berbuat untuk memenangi balapan [dengan motor Desmosedici]," ujarnya dalam nukilan wawancara yang dikutip situs resmi Moto GP motogp.com.
Mungkin Rossi mencoba berkaca kepada Casey Stoner yang membela Ducati selama 4 musim balapan selama 2007-2010 sebelum pindah ke Repsol Honda.
Pada 2007, Stoner bahkan mempersembahkan gelar Juara Dunia Moto GP 500 cc dengan menjuarai 10 dari 18 seri balapan. Memang, sejak 2008 performa Ducati terus merosot dan capaian podium juar Stoner pun ikut merosot.
Itulah sebabnya, Ducati sangat berharap ketika Rossi bersedia bergabung dengan Ducati selama dua musim 2011 dan 2012. Namun apa yang diraih ternyata jauh dari harapan. Ducati sama sekali belum pernah merasakan podium juara selama musim balap 2011 (17 seri) dan musim 2012 (18 seri).
Itulah sebanya Rossi merasa dirinyalah yang bersalah, karena tak pernah memberi satu pun podium juara dengan motor Desmosedici besutan Ducati tersebut.
Itulah sebabnya, Rossi merasa lega bisa meninggalkan Ducati karena selama 2 tahun dililit frustasi dan harus menyalahkan dirinya sendiri.
Kini dua kembali di bawah rengkuhan Yamaha bergabung dengan Jorge Lorenzo di Tim Yamaha Factory Racing. Waktulah yang akan membuktikan apakah Rossi masih bertaji di 18 seri musim balapan 2013, sekaligus membuktikan bahwa motor Ducati memang tidak berjodoh dengannya.
Lalu bagaimana Rossi harus menjaga sikap karena bagaimanapun juga Lorenzo adalah anak emas Yamaha karena mampu mempersembahkan gelar Juara dunia pada musim balap 2010 dan 2012, ketika Rossi justru bermesraan dengan Ducati.
Dengan terus terang, Rossi memuji sikap Lorenzo yang sportif menerima kehadirannya. "Lorenzo, seperti halnya Pedrosa [Dani Pedrosa dari Repsol Honda], memberikan respek kepada saya. Sebuah hal yang tidak ditunjukkan Stoner dan Andrea Doviziozo," kelu Rossi.
Yang jelas, Jika Rossi dan Lorenzo saling merasa nyaman dalam satu tim, Yamaha akan menuai hasil manis dalam musim balap Moto GP 2013. (sut)