Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Ternyata Belum Pasti Tuan Rumah MotoGP, Ini Alasannya

Indonesia Ternyata Belum Pasti Tuan Rumah MotoGP, Ini Alasannya
Ilustrasi - Valentino Rossi vs Marc Marquez/Reuters
Ilustrasi - Valentino Rossi vs Marc Marquez/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Harapan Indonesia masuk kalender MotoGP 2017 belum menuai hasil. Sidang umum Federation Internationale de Motocyclisme (FIM) di Jerez, Frontera, Spanyol, pada 20-22 November 2015 tak membahas kepastian Indonesia menjadi tuan rumah MotoGP.

"Yang dibahas hanya kegiatan FIM 2015 dan 2016," kata Nanan Soekarna, Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), melalui pesan pendek dari Spanyol.

Nanan dan Frans Tanujaya, Kepala Biro Roda Dua IMI, diundang FIM mengikuti sidang yang menghadirkan 112 negara tersebut. Sidang adalah rangkaian FIM Gala Ceremony atau upacara penutupan lomba olahraga sepeda motor musim 2015 sekaligus pemberian penghargaan pembalap terbaik. "Sidang itu hanya mengumumkan kalender MotoGP 2016," ucap Frans, pagi tadi.

FIM adalah induk organisasi yang memberi homologasi atau persetujuan terhadap sebuah negara masuk dalam kalender MotoGP. Itulah yang membuat Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi meneken letter of intention (LOI) atau kontrak perjanjian bisnis dengan Dorna Sports SL, penyelenggara MotoGP, untuk ditunjukkan dalam sidang FIM.

Pemerintah menganggap LOI akan membuat Indonesia mendapat persetujuan FIM dalam sidang. Jadi negara lain yang masih berminat menjadi tuan rumah, seperti Thailand, Kazakhstan, Brasil, Cile, dan Finlandia, tak lagi berpeluang menggeser posisi Indonesia. "Kalau sudah ada LOI, negara-negara lain terkunci," ujar Gatot S. Dewabroto, juru bicara Kementerian Olahraga, sebelumnya.

Dengan demikian, tak dibahasnya Indonesia dalam sidang tersebut di luar perkiraan pemerintah. Kondisi ini menunjukkan Indonesia belum aman menjadi tuan rumah MotoGP 2017. Hal itu pun diakui Nanan. Ia menuturkan Indonesia masih bisa tersingkir bila tak menjaga komitmennya menyelenggarakan MotoGP.

Komitmen itu di antaranya merenovasi Sirkuit Sentul karena tak laik kejuaraan tersebut. Sesuai dengan taksiran pemerintah, perbaikan Sentul membutuhkan biaya sekitar Rp 200 miliar. Sayangnya, pemerintah hanya mampu menyediakan dana Rp 5 miliar untuk renovasi pada 2016. "Thailand sudah paling siap mengambil alih," kata Nanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler