Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang Temui Uni Eropa untuk Gelar Olimpiade yang Aman & Terjamin

Pemerintah Jepang menemui para petinggi Uni Eropa untuk mendapatkan dukungan pelaksanaan Olimpiade Tokyo pada musim panas tahun ini di tengah pandemi Covid-19 yang terus merebak.
Cincin Olimpiade raksasa dipasang di area tepi laut dengan Jembatan Pelangi sebagai latar belakang, di Taman Laut Odaiba di Tokyo, Jepang, foto file 17 Januari 2020./Reuters
Cincin Olimpiade raksasa dipasang di area tepi laut dengan Jembatan Pelangi sebagai latar belakang, di Taman Laut Odaiba di Tokyo, Jepang, foto file 17 Januari 2020./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Uni Eropa dan Jepang mendukung penyelenggaraan Olimpiade yang aman dan terjamin meski ada seruan agar perhelatan akbar itu dibatalkan karena pandemi Covid-19.

"Kami mendukung penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 dengan cara yang aman dan terjamin musim panas ini sebagai simbol persatuan global dalam mengalahkan Covid-19," kata Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga setelah bertemu petinggi EU Ursula von der Leyen dan Charles Michel pada Kamis (27/5/2021) seperti dilansir AFP.

Beberapa wilayah Jepang berada dalam keadaan darurat melonjaknya kasus Covid-19 dan sebagian besar warga Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade musim panas ini.

Serikat dokter memperingatkan bahwa Olimpiade berpotensi memunculkan varian baru virus corona dan merepotkan sumber daya medis saat negara tersebut memerangi gelombang keempat virus corona.

Penyelenggara melarang kehadiran penonton dari luar negeri yang baru kali dilakukan dalam sejarah Olimpiade. Keputusan untuk penonton domestik kemungkinan disampaikan akhir Juni nanti.

Dalam pembicaraan tautan video itu, Ketua Komisi Eropa von der Leyen menegaskan "kami menantikan Olimpiade".

Dia meminta otoritas Uni Eropa mengekspor sekitar 100 juta dosis vaksin ke Jepang sebagai "tanda serius kami mendukung persiapan apa pun untuk Olimpiade dan keamanan Olimpiade ini."

Jepang adalah importir vaksin terbesar dari Uni Eropa, tetapi pihak berwenang di negara ini dikritik atas lambatnya tingkat inokulasi yang membuat negara ini tertinggal dari negara maju lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper