Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Narasi Institute: Indonesia Perlu Pertimbangkan Opsi Mundur dari Olimpiade Tokyo

Lambannya vaksinasi di Jepang mengangkat rasa kekhawatiran yang besar terhadap kesehatan para delegasi dan atlit dunia. Indonesia perlu dengan seksama memantau progress vaksinasi di Jepang.
Cincin Olimpiade raksasa dipasang di area tepi laut dengan Jembatan Pelangi sebagai latar belakang, di Taman Laut Odaiba di Tokyo, Jepang, foto file 17 Januari 2020./Reuters
Cincin Olimpiade raksasa dipasang di area tepi laut dengan Jembatan Pelangi sebagai latar belakang, di Taman Laut Odaiba di Tokyo, Jepang, foto file 17 Januari 2020./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Narasi Intitute Achmad Nur Hidayat menilai Indonesia perlu membuka opsi pembatalan partisipasi dalam Olimpiade Tokyo. Menurut Achmad, hal tersebut disebabkan oleh kurang serirusnya upaya vaksinasi di negara tersebut.

Achmad mengatakan bahwa pemerintah harus mengutamakan kesehatan atlit dan delegasi Indonesia dibandingkan berpartisipasi dalam gegap gempita olimpiade Tokyo, sementara di waktu yang sama upaya vaksinasi Covid-19 berjalan sangat lambat.

“Lambannya vaksinasi di Jepang mengangkat rasa kekhawatiran yang besar terhadap kesehatan para delegasi dan atlit dunia. Indonesia perlu dengan seksama memantau progress vaksinasi di Jepang. Bila dirasa Jepang tidak aman dari Covid-19, Indonesia dapat memilih opsi menunda kedatangan delegasinya ikut Olimpiade,” ujarnya dalam rilis yang dikutip Bisnis, Rabu (21/4/2021).

Terkait dengan capaian vaksinasi, hingga saat ini baru ada 1,2 juta orang yang telah divaksin atau sekitar 1 persen populasi masyarakat Jepang. Adapun, vaksinasi untuk kelompok lanjut usia di atas 60 tahun, berlangsung mulai 12 April 2021.

“Ketakutan kita terhadap Olimpiade Tokyo sangat beralasan karena tingkat vaksinasi Jepang kurang dari 1 persen di seluruh populasi Jepang. Padahal Jepang merupakan negara populasi mayoritas orang berusia senja tua di dunia, dengan 28 persen orang penduduk Jepang adalah berusia 65 atau lebih” tambahnya.

Berdasarkan laporan internal Narasi Insititute, Achmad menjelaskan terdapat alasan yang rumit terkait dengan rendahnya tingkat vaksinasi di Jepang. Hal tersebut bukan hanya sekadar tentang pasokan dari Pfizer yang terhambat, namun juga kampanye vaksinasi yang rendah di Jepang.

Di lain sisi, banyak dari masyarakat setempat merasa tidak puas dengan informasi vaksinasi dari pemerintah. Di antaranya bertanya mengapa Jepang tidak dapat memproduksi vaksin di bawah lisensi dari salah satu perusahaan farmasi besar dalam negeri, atau mengapa persetujuan darurat tidak dapat diberikan untuk vaksin lain. Adapun, hanya vaksin dari Pfizer yang baru mendapatkan persetujuan darurat untuk digunakan di Jepang.

Achmad lalu menilai bahwa sebenarnya masyarakat Jepang sendiri gugup terhadap perhelatan Olimpiade tersebut. Bahkan, Achmad menyebut mereka tidak begitu antusias terhadap acara yang diselenggarakan pada saat pandemi Covid-19 masih merupakan ancaman dunia.

Oleh karena itu, pemerintah dinilai sangat beralasan untuk melakukan review komprehensif terkait dengan partisipasinya dalam Olimpiade pada 23 Juli mendatang.

“Ini semua demi kesehatan para atlit yang merupakan putra-putri terbaik bangsa, kita harus prioritaskan kesehatan mereka. Bila Jepang tidak serius mencegah Covid-19, Indonesia harus mengumumkan pembatalannya ikut olimpiade” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper