Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Olimpiade Tokyo 2020, Ditunda atau Jalan Terus?

Perdana Menteri Shinzo Abe telah menegaskan keinginannya untuk mengadakan kompetisi dalam 'bentuk lengkap' tanpa mengurangi skala atau melarang penonton, bahkan ketika pandemik virus Corona mematikan ekonomi di seluruh dunia, tak terkecuali Jepang.
Seorang wanita menggunakan masker pelindung wajah, setelah mewabahnya virus korona, berjalan melewati spanduk menyambut Olimpiade Tokyo 2020 di depan gedung Pemerintah Kota Tokyo di Tokyo, Jepang, Jumat (6/3/2020). Antara/Reuters
Seorang wanita menggunakan masker pelindung wajah, setelah mewabahnya virus korona, berjalan melewati spanduk menyambut Olimpiade Tokyo 2020 di depan gedung Pemerintah Kota Tokyo di Tokyo, Jepang, Jumat (6/3/2020). Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Berbagai kalangan, mulai dari atlet, masyarakat, hingga Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta agar perhelatan Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang di tengah ketidakpastian akibat penyebaran virus Corona (Covid-19).

Perdana Menteri Shinzo Abe telah menegaskan keinginannya untuk mengadakan kompetisi dalam 'bentuk lengkap' tanpa mengurangi skala atau melarang penonton, bahkan ketika pandemik virus Corona mematikan ekonomi di seluruh dunia, tak terkecuali Jepang.

Sehari sebelumnya, Ketua Penyelenggara Olimpiade Tokyo menyebut pemerintah Jepang tidak memiliki rencana untuk memastiakan keamanan atlet yang akan bertanding. Bahkan, Wakil Perdana Menteri Jepang Taro Aso menyebut even olahraga terbesar di dunia Olimpiade mempunyai kutukan setiap 40 tahun.

Profesor Studi Manajemen Krisis Kuniyoshi Shirai mengatakan pemimpin Jepang berusaha menghindari situasi di mana mereka akan dimintai pertanggungjawaban soal Olimpiade 2020.

"Apa yang ingin mereka lakukan saat ini bahwa mereka mengikuti prosedur yang benar," katanya seperti dilansir Bloomberg, Jumat (20/3/2020).

Keputusan akhir tetap ada di tangan Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee/IOC). Awal pekan ini, IOC mengatakan pertandingan akan berjalan sesuai rencana dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Meski demikian, banyak bisnis dan industri,yang mengalami kebangkrutan dan perbatasan negara ditutup akibat masifnya penyebaran virus Corona di berbagai belahan dunia. Bukan itu saja, banyak orang justru merasa gelisah ketika berkomunikasi langsung dan memunculkan indikasi ketidakpercayaan kepada pemerintah.

Hal itu membuat pemerintah berusaha meningkatkan kepercayaan publik seperti saat Jepang bekerja keras memperbaiki keadaan kala terjadi radiasi nuklir setelah gempa bumi yang melanda Tokohu pada 2011.

Presiden IOC Thomas Bach, mengatakan pembatalan Olympiade 2020 tidak ada dalam agenda dan terlalu dini untuk membuat keputusan untuk menunda pertandingan.

"Tentu saja kami mempertimbangkan skenario yang berbeda," ungkapnya.

Untuk saat ini, pejabat Komite Olimpiade dan pemerintah Jepang bergerak dengan menyelenggarakan acara pra-pertandingan (pre-games event) sambil mengambil tindakan pencegahan sehingga orang banyak tidak akan berkumpul dan menulari virus Covid-19 satu sama lain.

Upacara penyerahan obor Olimpiade yang biasanya merupakan pesta meriah, diadakan tanpa penonton pada Kamis (19/3/2020). Penyelenggara telah mengambil langkah-langkah serupa untuk dimulainya estafet minggu depan di Fukushima. Pemerintah Jepang memilih lokasi bekas kecelakaan nuklir pada 2011untuk memberikan perhatian pada upaya revitalisasi yang telah dilakukan.

Meski demikian, penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 telah meminta orang-orang yang merasa sakit untuk tidak menonton dari pinggir jalan. Awal pekan ini, 63 persen responden jajak pendapat Asahi mengatakan Olimpiade 2020 harus ditunda, sementara 9 persen meminta pemerintah membatalkan pertandingan. Sisanya, atau sekitar 15 persen responden, mengatakan kompetisi harus dilanjutkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper