Bisnis.com, JAKARTA - Pebulu tangkis Denmark Hans-Kristian Vittinghus, meminta badan bulu tangkis dunia BWF untuk mengikuti langkah cabang-cabang olah raga lain yang menunda turnamen internasional karena pandemi virus corona.
Pada hari yang turnamen golf Players Championship dari PGA Tour sudah ditunda, demikian pula Grand Prix Formula 1 Australia setelah anggota tim McLaren dites positif virus corona.
Sejumlah turnamen bulu tangkis sudah terkena imbas virus ini menjelang Olimpiade Tokyo yang akan dimulai Juli nanti, namun Federasi Dunia Bulu tangkis (BWF) menyatakan tidak akan melakukan penyesuaian jadwal untuk periode kualifikasi Olimpiade.
Bulan ini Jerman Terbuka yang masuk kualifikasi Olimpiade dibatalkan, demikian pula Vietnam Open yang ditangguhkan dari Maret menjadi Juni. China Masters dan Polandia Terbuka ditunda, sedangkan Indian Open dimainkan tanpa penonton.
"Sejujurnya saya tak paham," kata Vittinghus yang berusia 34 tahun dan berperingkat 42 dunia, via Twitter.
"ATP Tour ditunda sampai enam pekan, NBA dihentikan, liga-liga sepak bola di beberapa negara menunda sejumlah pertandingan ...tapi sirkuit bulu tangkis internasional terus jalan?"
Baca Juga
"Dalam bulu tangkis internasional kita cuma berhenti salaman, masuk akal enggak ini? Mengapa kita begitu spesial sampai kita harus terus lanjut?"
"Saya mendesak keras BWF dan federasi-federasi kontinental untuk menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam situasi yang luar biasa ini dan menunda secepatnya semua turnamen bulu tangkis internasional."
BWF belum mengomentari pernyataan ini.
Para pemain saat ini dihadapkan kepada pilihan mempertaruhkan kesehatan mereka dengan bepergian demi turnamen atau menarik diri yang berpotensi merugikan peluang mereka tampil pada Olimpiade.
16 besar pemain tunggal dalam kualifikasi, ditatapi dua atlet untuk setiap negara.
"Mereka (BWF) sepertinya menganggap terlalu enteng masalah ini," cuit pebulu tangkis India berperingkat 61 dunia, Ajay Jayaram.
Virus seperti flu yang berasal dari China tahun lalu itu kini sudah menginfeksi sekitar 134 ribu orang di seluruh dunia, dan telah membunuh 4.900 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
