Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menengok Sepang dan Melihat Tantangan MotoGP Mandalika

Tantangan rencana MotoGP pada 2021 di Indonesia di atas tentu tidak bisa hanya diatasi Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
Foto udara bentuk salah satu tikungan sirkuit saat pengerjaan galian tanah badan jalan Mandalika MotoGP Street Circuit di The Mandalika, Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (10/10/2019). Saat ini ''Right of Way'' (ROW) lintasan sepanjang 4,3 Km telah bisa dilewati sepenuhnya dan progres ''ground work'' mencapai 30 persen dan sirkuit dipastikan selesai pada akhir 2020 untuk segera diuji kelayakan jelang Mandalika MotoGP 2021./Antara-Ahmad Subaidi
Foto udara bentuk salah satu tikungan sirkuit saat pengerjaan galian tanah badan jalan Mandalika MotoGP Street Circuit di The Mandalika, Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (10/10/2019). Saat ini ''Right of Way'' (ROW) lintasan sepanjang 4,3 Km telah bisa dilewati sepenuhnya dan progres ''ground work'' mencapai 30 persen dan sirkuit dipastikan selesai pada akhir 2020 untuk segera diuji kelayakan jelang Mandalika MotoGP 2021./Antara-Ahmad Subaidi

Bisnis.com, SURABAYA — Matahari belum keluar dari peraduan, jam menunjukkan pukul 05.00 waktu Malaysia, sejam lebih cepat dibandingkan waktu Indonesia bagian barat.

Telepon di kamar hotel berdering, membangunkan 30 orang rombongan PT. Mitra Pinasthika Mulia Tbk. (MPM) dari lelap. Suara diujung telpon terdengar,"Morning Call." Itu artinya tanda agar kami segera bersiap untuk berangkat ke sirkuit Sepang Malaysia, Minggu (3/11/2019).

"Harus berangkat pagi agar bisa mendapat tempat terbaik, juga tidak macet," kata Mohd Sabtu Bin Samad, warga Malaysia yang menjadi pemandu wisata kami.

Selepas rutinitas pagi, tepat pukul 07.00, bus rombongan berangkat dari kawasan Bukit Bintang, Kuala Lumpur. Sekira sejam kemudian kami sampai di parkiran bus Sepang, sekitar 1,5 km dari gerbang masuk tribun.

Kami sempat berfoto bersama sebelum menuju halte shuttle bus ke lokasi terdekat tribun tempat menonton.

Waktu belum menunjukkan pukul 08.30 dan ratusan orang sudah berjejal masuk lokasi tribun. Labirin berpagar besi mengular dijadikan pemecah antrean sebelum tiket diperiksa satu-persatu.

Selepas itu masuk area suvenir, area korporate, baru masuk area sirkuit tribun utama. Balapan utama belum dimulai, baru pemanasan. Suasana masih pagi, tapi deru mesin dan pergerakan penonton sudah meriah.

Menengok Sepang dan Melihat Tantangan MotoGP Mandalika
Wisatawan melintas di sentral parkir berlatar belakang shuttle bus di sirkuit Sepang, Malaysia, Minggu (3/11/2019)./Bisnis-Miftahul Ulum.

Dukungan Transportasi

Saya kemudian membayangkan bila MotoGP dilaksanakan di Mandalika, Lombok, Indonesia. Rencananya dua tahun mendatang atau 2021 salah satu seri grand prix bakal digelar di sana.

Perjalanan dari Kota Mataram ke kawasan sirkuit Mandalika memerlukan waktu sekitar 1,5 jam. Hanya saja sekarang belum ada layanan transportasi massal yang memadai, demikian pula dengan transportasi pengumpan. Padahal, bila ribuan orang ditargetkan datang ke Mandalika saat MotoGP, transportasi massal memegang peran vital.

Memang penonton GP di Sepang tak semua orang menggunakan transportasi massal. Ada yang datang menggunakan sepeda motor, mobil pribadi, taksi, transportasi berbasis aplikasi, dsb. Namun demikian, saat MotoGP di Sepang tribun-tribun penonton disebar, kantong-kantong pengunjung dibedakan, pun harga tiket pun berbeda. Alhasil keberadaan bus pengumpan di seputar sirkuit, mengantar dari sisi-sisi stadion ke tempat parkir kendaraan maupun ke bandara, atau ke tengah kota vital adanya.

Menengok Sepang dan Melihat Tantangan MotoGP Mandalika
Pembalap nonkelas Moto2, Moto3 dan MotoGP turut tampil dalam gelaran MotoGP di Sepang, Malaysia, Minggu (3/11/2019). Balapan ekshibisi lazim digelar mengiringi race utama./Bisnis-Miftahul Ulum.

Penonton Korporat

Sekitar pukul 10.30, balapan di hari Minggu itu dimulai sesi race 2 Idemitsu Asia Talent Cup. Tiket kami berada di tribun utama, titik lokasi dimana bisa melihat lokasi start maupun paddock.

Kami bertemu sejumlah penonton dari rombongan korporasi. Mereka ada yang menang undian berhadiah pembelian produk, seperti yang digelar MPM, undian pembelian CBR. Ada juga karyawan perusahaan finance, rombongan perusahaan aksesoris motor, hingga rombongan bengkel dan diler.

"Saya enggak suka GP, tapi anggap saja sekalian liburan," kata Afrizal Alif, pemuda asal Lamongan saat ditanya kesan melihat MotoGP.

Selepas menonton MotoGP, rombongan kami memang tidak langsung balik ke Indonesia. Dua lokasi wisata populer Genting Island dan kuil Patung Murugan serta beberapa toko oleh-oleh sempat kami sambangi.

'Menu tambahan' dari nonton MotoGP seperti makan bersama di resto, destinasi menarik terdekat, pusat oleh-oleh memang harus disiapkan jauh hari oleh otoritas-otoritas seputar Mandalika. Jualan suvenir di hotel-hotel saat sarapan pagi seperti lazim dilakukan pengasong di Mataram tak lagi cukup melayani wisatawan.

"MotoGP ini membuat kunjungan wisatawan naik 30 per seratus," kata pemandu wisata kami, Sabtu.

Menengok Sepang dan Melihat Tantangan MotoGP Mandalika
 Batu Cave, tempat peribadatan Hindu jadi salah satu destinasi sekitar Kuala Lumpur yang ramai dikunjungi selepas gelaran MotoGP.

Keamanan

Seri utama MotoGP Sepang, Minggu (3/11/2019) rampung sekitar pukul 16.00. Saat penonton meninggalkan sirkuit, bus pengumpan jadi alat transportasi utama, menuju kantong parkir yang jumlahnya lebih dari 10 buah hingga ke sentral terminal bus.

Saat memutari sirkuit tersebut terlihat jelas sejumlah infrastruktur utama, salah satu di antaranya kawasan pergudangan. Seperti lazim diketahui, tim balap lintas negara mengandalkan kontainer sebagai sarana mengirimkan perlengkapan tim.

Selain gudang tempat bongkar barang, tim juga memerlukan tempat menyiapkan kendaraan dekat sirkuit (paddock).

Bila kekurangan dua fasilitas tersebut rawan terjadi kejahatan. Seperti di Sepang sepanjang gelaran motoGP kemarin sejumlah tim kehilangan perlengkapan dengan kerugian ratusan juta.

Terlebih ada karakter berbeda antara Sirkuit Sepang yang memang dibangun khusus balap dan Mandalika yang sirkuit berkarakter jalan raya. Soal tribun, pagar pengaman, pembatasan akses penonton tentu perlu diperhatikan.

Menengok Sepang dan Melihat Tantangan MotoGP Mandalika
 Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansoer (kedua kiri) bersama CEO Dorna Sports SL (DORNA) Carmelo Ezpeleta (kedua kanan), Sporting Director DORNA Carlos Ezpeleta (kiri) dan Direktur Konstruksi dan Operasi ITDC Ngurah Wirawan (kanan) meninjau pembangunan Sirkuit Mandalika di kawasan pariwisata Mandalika, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB, Senin (28/10/2019). DORNA mengapresiasi dan yakin atas komitmen ITDC untuk menyelesaikan pembangunan sirkuit jalan raya pertama ini pada akhir tahun 2020 sehingga dapat digunakan tes pra-musim yang diperkirakan berlangsung Februari atau Maret 2021 sebelum musim balap 2021 dimulai./Antara-Ahmad Subaidi

Berkaca pada berbagai tantangan rencana MotoGP pada 2021 di Indonesia di atas tentu tidak bisa hanya diatasi Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai pengelola kawasan saja, tetapi perlu peran aktif pemerintah pusat, pemerintah daerah, industri, hingga asosiasi otomotif nasional, komunitas hingga warga sekitar lokasi.

Tanpa semua pihak bersinergi sejak sekarang, bisa jadi MotoGP di Indonesia hanya bisa dinikmati di layar kaca dan live streaming saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler