Bisnis.com, INCHEON - Asian Games di Incheon, Korea Selatan, pesta olahraga 'milik' tiga negara: Chona, Korea Selatan dan Jepang. Hampir setiap kali multievent ini digelar, yang kali ini menelan biaya sekitar US$1,62 miliar (19% biaya Pemerintah Korsel & 78,9% Pemerintah Incheon), perolehan medali dikuasai atlet ketiga negara itu, khususnya China.
Lebih parah lagi, sejak digelar pertama kali pada 1951, hanya dua negara yang kerap menjadi juara umum: Jepang dan China. Jepang menguasai 1951 (New Delhi, India)-1978 dan China sejak 1982 (New Delhi, India) hingga 2010 (Guangzhou, China).
Asian Games Ke-17/2014, yang (Koreanherald) membutuhkan US$1,39 miliar untuk membangun stadion dan infrastruktur, US$11 juta untuk pembangunan dan pemeliharaan tempat latihan dan US$103 juta untuk proyek jalan dan transportasi, kembali bakal dikuasai ketiga negara itu. Sejauh ini, China unggul hampir dua kali lipat perolehan medali dua rivalitas mereka: Jepang dan Korea Selatan.
Asian Games 2014-- yang memberikan atlet peserta gratis biaya transportasi dan akomodasi -- benar-benar memperlihatkan, betapa lebar dan dalamnya jurang yang membedakan prestasi tiga negara itu dengan negara peserta lainnya. Ini kerap, membuat pertarungan di sejumlah cabang, menjadi terasa kurang menarik. Di cabang olahraga ibu: renang, atletik, senam, China begitu mendominasi. Begitu juga di sejumlah cabang lainnya.
Dominasi kali ini, mengulang sukses China di Asian Games emat tahun lalu di Guangzhou, China. Tuan rumah merauh 129 medali emas, 78 perak dan 67 perunggu dari total medali yang diperebutkan 274 keping. Sementara Korea dan Jepang, empat tahun lalu, masing-masing hanya meraih 65 dan 52 medali emas. " China's domination in th Asiad is even more eminent." Demikian kalimat yang dipakai www.people.com.cn.
Kondisi ini, tidak bisa disangkal, buah dari relasi antara sistem pembinaan dan apa tujuan olahraga China yang jelas. Sejak akhir abad ke-20, China semakin 'gila' dalam membangun dunia olahraga.
Kini, di China, sekolah memiliki pendidik fisik profesional, fasilitas latihan dan siswa yang gagal mencapai standar fisik yang dibutuhkan, tidak diperbolehkan untuk pergi ke sekolah yang lebih tinggi. Musim semi dan musim gugur digelar acara tahunan olahraga. The National Middle School Games dan National University Games diadakan setiap empat tahun. Remaja yang menjanjikan prestasi dikirim ke sekolah olahraga amatir untuk menerima pelatihan khusus.
Ada banyak juga klub olahraga pemuda. Dalam beberapa tahun terakhir, menggunakan hasil lotere olahraga, State Physical Culture Administration mendirikan sekitar 500 klub olahraga remaja dalam setahun. Ada sekitar 3.000 klub tersebut pada akhir 2005.
Sebelum 1980-an, sistem olahraga Pemerintahan China dikelola seperti sebuah perusahaan besar negara. Pemerintah China bertanggung jawab untuk pendanaan dan mengawasi urusan dan operasi terkait olahraga di bawah perencanaan pusat, sistem ekonomi hirarkis.
Adopsi negara dari kebijakan pintu terbuka pada 1980-an menyebabkan adanya transformasi sistem olahraga di China. Sistem tata kelola olahraga kemudian secara bertahap berkembang di bawah sistem pasar bebas untuk menjadi lebih mandiri. Komisi Olahraga Negara direstrukturisasi menjadi Administrasi Negara Umum Sport pada 1998. Meskipun sistem olahraga governance telah direformasi dalam dua dekade terakhir, pemerintah di semua tingkatan masih memiliki kontrol yang luas dari operasi olahraga di China.
Negara Administrasi Umum Olahraga (SGAS) -- humankinetics.com-- adalah unit administrasi di bawah Departemen Luar Negeri. SGAS memiliki tiga cabang: departemen administrasi, pusat manajemen kompetisi olahraga, dan lembaga pendukung dan layanan lainnya.
The SGAS terkait erat dengan All-China Federasi Olahraga dan Komite Olimpiade China. Selain membentuk strategi untuk pengembangan olahraga, mengawasi pelaksanaannya, serta merumuskan rencana pembangunan menengah dan jangka panjang olahraga, SGAS bertanggung jawab untuk sejumlah fungsi:
-Membuat kerangka olahraga nasional
-Mempromosikan aktivitas fisik dan partisipasi olahraga di sekolah dan masyarakat lokal dan regional.
-Pengorganisasian acara olahraga nasional
-Pengorganisasian acara olahraga internasional di China
-Menegakkan tindakan anti-narkoba dan anti persaingan
-Penghubung dan bekerja sama dengan Hong Kong, Macau, dan Taiwan
-Mendukung penelitian ke dalam pengembangan olahraga
-Menerapkan peraturan yang mengatur industri olahraga, pasar olahraga, dan kegiatan usaha terkait olahraga
-Menerapkan standar pelatihan fisik nasional dan pengawasan kesehatan masyarakat dalam koordinasi dengan Departemen Kesehatan
-Mengawasi kegiatan olahraga dengan asosiasi asing dan tim, dan kerja sama terkait olahraga dan komunikasi dengan negara-negara dan daerah di luar daratan.
Kondisi itulah membuat China semakin berjaya bukan hanya di level Asia, tetapi juga dunia di pentas Olympaide: multievent untuk seluruh dunia.
Indonesia
Sejauh ini, dunia olahraga Indonesia --untuk prestasi dunia- masih mengandalkan sejumlah cabang terutama bulutangkis, catur dan bridge. Selebihnya, dunia olahraga Indonesia didominasi perang mulut dan saling rebur kuasa antarpejabatnya dan pertengkaran pejabat olahraga dengan petugas hotel.
Peroleh sementara medali
1. China 40 22 20
2. Korsel 19 19 21
3. Jepang 16 22 22
4. Kazakhstan 4 4 10
5. Korea Utara 3 4 7
6. Mongolia 3 3 6
7. Malaysia 2 2 2
8. Taiwan 2 1 5
9. Myanmar 2 0 0
10. Vietnam 1 2 9
11. Iran 1 2 1
12. Kuwait 1 2 0
13. Hongkong 1 1 9
14. India 1 1 9
15. Thailand 1 0 5
16. Indonesia 0 3 2
17. Macau 0 3 0
18. Uzbekistan 0 1 6
19. Singapura 0 1 5
20. Laos 0 1 1
21. Libya 0 1 0
22. Irak 0 0 1
23. Pakistan 0 0 1
Dominasi Asian Games 2951-2014 & Dominasi China
Tahun | Tanggal pertandingan | Tuan rumah | Negara | Juara |
1951 | 4-11 Maret | New Delhi | India | Jepang |
1954 | 1-9 Mei | |||
1958 | 24 Mei-1 Juni | |||
1962 | 24 Agustus-4 September | |||
1966 | 9-20 Desember | |||
1970 | 24 Agustus-4 September | |||
1974 | 1-16 September | |||
1978 | 9-20 Desember | |||
1982 | 19 November-4 Desember | |||
1986 | 20 September-5 Oktober | |||
1990 | 22 September-7 Oktober | |||
1994 | 2-16 Oktober | |||
1998 | 6-20 Desember | |||
2002 | 29 September-14 Oktober | |||
2006 | 1-15 Desember | |||
2010 | 12-27 November | |||
2014 | 19 September-4 Oktober | |||
2018 | 5-20 Desember |