Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Irfan Bachdim, nasionalisme dan semangat Sudirman

Bagi seorang Franklin Foer, nasionalisme dalam sepak bola itu mungkin konsep yang telah usang. Foer merupakan pengarang buku How Soccer Explains The World: An Unlikely Theory of Globalization (Harper Collins, 29 Juni 2004).Foer menilai globalisasi

Bagi seorang Franklin Foer, nasionalisme dalam sepak bola itu mungkin konsep yang telah usang. Foer merupakan pengarang buku "How Soccer Explains The World: An Unlikely Theory of Globalization" (Harper Collins, 29 Juni 2004).Foer menilai globalisasi menjadi kata kunci yang bisa digunakan untuk mencerna bagaimana sepak bola  bisa menjelaskan dunia, baik dari sisi politik, budaya, sosial, dan ekonomi.Namun seperti sistem komputer yang memiliki backdoor system, globalisasi sepak bola juga menyisakan ruang nasionalisme dan tribalisme yang menyeruak dari bangku penonton maupun stiker dan simbolisasi coretan suporter di jalanan.Tak akan mudah menangkap makna secara logika rasionalisme ketika perhatian puluhan ribu dan bahkan jutaan orang begitu tercurahkan kepada 11 pemain yang tengah bertarung di lapangan sepak bola atas nama nasionalisme.Coba tanya kepada Irfan Haarys Bachdim, apa itu nasionalisme? Apa makna Garuda di Dadaku? berjuang di lapangan hijau dan memenangkan pertandingan akan membuat anda dikenang sepanjang masa, ketenaran dan harta akan datang dengan sendirinya.Irfan adalah pemain kelahiran Amsterdaam 11 Agustus 1988. Bapaknya orang Indonesia bernama Noval Bachdim dengan ibu orang Belanda. Pada 1999-2001, Irfan masuk Ajax Amsterdam bersama Mitchell Donald, Jeffrey Sarpong, Christian Supusepa dan Ryan Babel.Sempat jadi idola di SV Argon (2002-2004) karena menjadi top skor meski bermain sebagai gelandang, Irfan dibeli FC Utrecht dan bermain untuk tim junior 2005-2008. Irfan sempat merasakan kaos FC Utrecht senior kala tampil 90  menit di pertandingan resmi Eredivisie 17 February 2008, menghadapi VVV-Venlo.2006, Irfan memilih dan terpilih untuk menjadi pemain timnas U-23 sayangnya sepekan sebelum kualifikasi Asian Games 2006, dia cedera dan tak masuk tim. Pada Juli 2009, Irfan dikontrak HFC Haarlem tapi tak bertahan lama. Pada Maret 2010, dia ikut trayout di Persib Bandung dan Persija Jakarta ditolak kedua klub tersebut.Per 9 Agustus 2010, Irfan akhirnya berlabuh di Persema Malang yang dibiayai Pemerintah Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu dan menjadi pilihan utama Timo Scheunemann. Tak butuh lama, kaos timnas senior Indonesia langsung disandangnya.Bersama Christian Gonzales pemain naturalisasi dari Uruguay, Irfan Bachdim menemukan panggungnya di ajang AFF Suzuki Cup. Pada laga 1 Desember 2010, Irfan mencetak salah satu gol dari total skor 5-1 kala Indonesia melibas Malaysia.Pada 4 Desember 2010, Irfan kembali mencetak gol dan Indonesia menang 6-0 atas Laos. Dia menjadi idola baru fans tim Garuda dan pujaan kaum wanita.Irfan menikahi Jennifer Kurniawan, model berdarah Jerman-China pada 8 Juli 2011 dan dia bersama adik iparnya Kim Jeffrey Kurniawan menjadi andalan baru di timnas Indonesia untuk menghadapi Sea Games November ini.Indonesia boleh saja luluh lantak di kualifikasi Piala Dunia 2014, tetapi nama Irfan Bachdim tetap mentereng. Dia menjadi bintang iklan Pocari Sweat, Suzuki, Nike, Clear (shampoo), dan lainnya. Bahkan Irfan membintangi film Tendangan Dari Langit (2011).Namun nasionalisme terkadang juga bukanlah seperti kata mantan Presiden Amerika Serikat John Fitzgerald Kennedy, jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tanya apa yang kamu berikan kepada negara. Pemain profesional tetaplah melihat faktor lain.Jusuf Kalla pernah punya jawaban soal nasionalisme pemain timnas Garuda? "Kalau dulu semangatnya merah putih, tidak apa-apa kalau sekarang semangatnya Sudirman.. kan ada warna merahnya juga," kata mantan wapres tersebut.Sudirman merupakan pahlawan nasional yang gambar wajahnya diterakan pada uang kertas Rupiah denominasi Rp100.000.Ketenaran ternyata juga membuat Irfan jadi kesulitan dalam manajemen prioritas. Komisi Disiplin PSSI pada Senin 24 Oktober 2011 menjatuhkan sanksi larangan melakukan aktivitas sepakbola di lingkungan PSSI selama 3 bulan.Ada dua alasan mengapa Irfan layak dijatuhkan sanksi yaitu motivasi Irfan memilih kewarganegaraan Indonesia dan komunikasi yang telah dilakukan dengan pelatih timnas U-23 Indonesia, Rahmad Darmawan.Seperti diketahui, Irfan tidak bergabung dengan timnas U-23 setelah laga Indonesia lawan Qatar, 11 Oktober lalu. Awalnya Rahmad masih memberi kesempatan bagi Irfan untuk bergabung pada 16 Oktober 2011. Namun tawaran ini ditolak Irfan yang mengaku baru bisa bergabung 23 Oktober 2011.Di akun twitternya 17 Oktober 2011, Irfan mengatakan setelah pertandingan melawan Qatar, tidak ada informasi bahwa dia harus bergabung dengan timnas U-23. "Sehingga setelah itu saya melakukan kegiatan untuk salah satu sponsor saya selama 2 hari.""Saya membaca di surat kabar bahwa saya dinyatakan melarikan diri dari timnas U-23. ITU TIDAK BENAR, saya ingin sekali membela negara ini... hanya saja terjadi komunikasi yang kurang baik. Setelah mendengar hal ini, saya langsung menghubungi pelatih.""Pada tanggal 21 Oktober, saya dan istri saya harus menemui dokter karena kami sangat sakit. Saya sangan mengkhawatirkan kesehatan kami berdua, dan akhir-akhir ini saya sudah berkerja keras. kesehatan adalah suatu hal penting Saya berada disini tanpa orang tua dan datang untuk membela Tim Nasional.""Istri sayalah yang mendukung saya dan diapun meninggalkan orang tua dan negaranya untuk itu. Sekarang kami sedang tidak sehat dan saya mengkhawatirkan kondisi kami berdua setelah berobat, saya ingin kembali bergabung dengan Tim Nasional, tetapi pelatih menyatakan bahwa Dia tidak dapat berkerja sama dengan saya," papar Irfan.Rahmad Darmawan, pelatih tim U-23 kadung marah karena menilai Irfan tak profesional dan tentu saja nasionalisme menjadi bumbu penyedap. Sang Coach membandingkan Irfan dengan dua pemain lainnya Ferdinand Sinaga dan Mahadirga Lasut yang tetap hadir di pelatnas meskipun istri tengah sakit.Namun banyak yang menilai sikap Komisi Disiplin PSSI terkesan pilih kasih, mengapa Boaz Sollosa yang juga beberapa kali mangkir dari pelatnas timnas justru lolos dari jeratan Pasal 78 peraturan disiplin?Hari ini Irfan pun meradang di akun twitternya, "Saya sangat sedih dan kecewa mendengar keputusan dari PSSI. Saya akan usahakan yang terbaik pada proses komite banding!" tegasnya.Publik kini menanti sanggupkan Indonesia kembali meraih emas cabang sepak bola Sea Games 2011? Apalagi tantangannya cukup berat karena satu grup dengan bersama Malaysia, Thailand, Singapura dan Kamboja.Indonesia terakhir kali meraih medali emas dari cabang sepakbola pada Sea Games 1991 di Manila, Filipina. ([email protected])

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper