Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amankan Asian Games 2018, Jepang Anggarkan US$450 Juta

Pemerintah Jepang menganggarkan US$450 juta untuk membantu mengamankan gelaran Asian Games 2018 pada 18 Agustus hingga 2 September di Jakarta dan Palembang, Indonesia.
Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Jakarta, pusat kegiatan Asian Games 2018./Antara-Akbar Nugroho Gumay
Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Jakarta, pusat kegiatan Asian Games 2018./Antara-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, TOKYO - Pemerintah Jepang menganggarkan US$450 juta untuk membantu mengamankan gelaran Asian Games 2018 pada 18 Agustus hingga 2 September di Jakarta dan Palembang, Indonesia.

Wanatabe Eiichi, Deputy Director International Cooperation Division, Biro Startegi Global Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, mengatakan dana tersebut digunakan untuk mengenalkan sistem pengenalan wajah dan gerakan (face recognition and motion detection system) di Asia Tenggara melalui gelaran Asian Games 2018. Peralatan keamanan ini akan dipasang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

“Dalam persiapan Asian Games 2018, sistem pengenalan wajah dan gerakan kami bertujuan mencegah aksi teroris,” ujarnya dalam acara yang digelar Kemenlu Jepang untuk jurnalis Asean di Tokyo, Selasa (16/1/2018).

Program pengenalan sistem keamanan di Asian Games 2018 ini merupakan tindak lanjut pertemuan ke-19 Jepang-Asean yang digelar di Vientiane, Laos, pada 7 September 2016.

Dalam pertemuan tersebut, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan komitmen negaranya untuk menyediakan dana hingga US$45 miliar bagi negara-negara Asia sebagai upaya untuk mencegah tindak teroris.

Pada 2020 Jepang akan menggelar latihan bagi 2.000 personel dalam menanggulangi kejahatan teroris dalam kurun waktu 3 tahun mendatang.

Wanatabe menjelaskan pemerintah Jepang telah menandatangani kerja sama penyediaan sistem keamanan Asian Games dengan Kemenlu dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada 30 Mei 2017.

Lebih jauh, sistem pengenalan wajah yang dikembangkan oleh Jepang memiliki dua cara kerja, yaitu active authentication, seperti yang sering digunakan oleh pihak imigrasi bandara, dan the passive authentication yang memungkinkan target operasi tidak mengenali kamera.

“Sistem pengenalan wajah digunakan untuk menyambut tamu VIP, mengawasi orang, dan menemukan target yang masuk dalam daftar pencarian orang, dan lainnya,” kata Watanabe.

Sistem pengenalan wajah ini memerlukan teknologi mutakhir karena membutuhkan kemampuan menangkap satu wajah di keramaian dan menganalisa beberapa orang seketika.

Perusahaan swasta asal negara tersebut, yaitu NEC, memiliki teknologi yang memenuhi persyaratan tersebut.

Menurut Wanatabe, produk perusaaan ini memiliki tingkat akurasi dan kecepatan yang tinggi dan sesuai dengan standar National Institute of Standards and Technology dari Amerika Serikat dan sistem pengenalan wajah dari perusahaan ini telah diadopsi lebih dari 40 negara.

Sementara itu, sistem pengenalan melalui gerakan merupakan teknologi yang menganalisa bentuk dan gerakan tubuh manusia, hewan, dan benda bergerak. Dengan menggunakan sistem ini, pengguna akan mendapatkan peringatan apabila ditemukan keanehan.

“Perusahaan swasta Jepang mampu menyediakan bermacam-macam sistem pengenalan melalui gerakan yang mempersingkat aktivitas pengawasan. Contoh penggunaan sistem ini antara lain untuk mengawasi orang yang dicurigai di sekeliling fasilitas vital dan mendeteksi pelanggaran,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler