Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Tangan Dingin Richard Mainaky di Balik Kesuksesan Praveen/Debby Juara All England

Tangan Dingin Richard Mainaky Bikin Praveen/Debby Jadi Juara All England
Pasangan ganda campuran Praveen Jordan (kiri) dan Debby Susanto/Reuters
Pasangan ganda campuran Praveen Jordan (kiri) dan Debby Susanto/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Mata jeli pelatih Richard Mainaky kembali membuahkan pasangan ganda campuran handal, Praveen Jordan/Debby Susanto. Dibawah didikan tangan dingin Richard, Praveen/Debby akhirnya memetik hasil kerja keras mereka selama ini lewat gelar juara All England Super Series Premier 2016.

Sebelumnya, Richard sudah menelurkan ganda campuran kelas dunia seperti Tri Kusharjanto/Minarti Timur, Flandy Limpele/Vita Marissa, Nova Widianto/Liliyana Natsir serta Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Debby sudah lebih dulu menghuni pelatnas Cipayung dan menjadi anak didik Richard sejak ia masih berpasangan dengan Muhammad Rijal. Bersama Rijal, Debby berhasil meraih medali emas SEA Games Myanmar 2013.

Sementara perjalanan Praveen menjadi bagian tim nasional cukup berliku. Meskipun sempat mendulang medali perunggu ganda campuran yang di ajang Asia Junior Championships 2011 bersama Tiara Rosalia Nuraidah, namun Praveen belum dilirik pelatnas.

Ia pun berkonsentrasi di nomor ganda putra. Praveen mulai bersinar kala ia berpasangan dengan pemain senior Vita Marissa,  dimana ia mampu bersaing dengan ganda campuran papan atas termasuk mengalahkan pasangan terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Potensi Praveen ternyata sudah dipantau oleh Richard. Pelatih asal Ternate ini kemudian menghubungi pelatih Praven di PB Djarum yaitu Sigit Budiarto.

"Waktu itu saya bilang sama pelatihnya Praveen, sepertinya dia cocok main di ganda campuran. Coba tolong dibenahi dulu setahun lagi. Praveen ini terlalu nyentrik untuk langsung masuk pelatnas. Kita harus sabar-sabar menghadapi dia. Tetapi biasanya pemain yang punya keistimewaan memang kepribadiannya agak nyentrik," tutur Richard dalam acara pemberian bonus kepada Juara All England 2016 dari Djarum Fondation.

"Ternyata Praveen banyak kemajuannya dalam setahun itu, jadi langsung saya tarik ke pelatnas," tambah Richard.

Sementara itu di mata Richard, dibalik berbagai kekurangan seperti postur yang mungil, Debby mampu membuktikan dirinya layak diperhitungkan.

"Debby itu pekerja keras, dia rajin, disiplin dan tidak pernah mengeluh. Dari sinilah bakat itu muncul. Saya sering bilang sama dia, kalau Debby tekun dan ikuti instruksi pelatih, pasti bisa," ucap Richard.

Richard juga berpesan pada Praveen/Debby agar tetap menjadi Praveen/Debby yang dulu dan jangan sombong usai jadi juara All England.

"Saya akan lebih mempersiapkan Praveen/Debby karena masyarakat pasti akan menaruh harapan lebih pada mereka. Di Indonesia kan begitu, kalau berprestasi disanjung, kalau kalah, jadi bulan-bulanan. Tapi Praveen/Debby jangan khawatir, mereka yang kasih bulan-bulanan suruh berhadapan dengan saya, kan takut semua," canda Richard.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Badmintonindonesia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler