Bisnis.com, JAKARTA - Mantan manajer tim nasional Spanyol Luis Aragones meninggal dalam usia 75 tahun, Sabtu (1/2/2014).
Aragones dikenal sebagai pelatih yang memimpin Spanyol meraih trofi utama pertama di turnamen internasional dalam 44 tahun dengan menjuarai Euro 2008.
Dalam karir kepelatihannya, dia juga berhasil menangani beberapa klub top Spanyol, termasuk Barcelona dan menghantarkan Atletico Madrid memenangkan gelar La Liga pada tahun 1977.
Sebagai pemain, Aragones telah mencetak 172 gol dalam 372 pertandingan ketika berseragam Atletico Madrid. Dia pun mencatatkan 13 caps bersama tim nasional Spanyol.
Atas kepergian pelatih yang sangat berjasa tersebut, Federasi Sepakbola Spanyol mengungkapkan belasungkawa dan ungkapan terima kasihnya.
“Kami mengungkapkan kesedihan dan terkejut atas kepergian Luis Aragones. [Dia adalah] mantan pemain dan pelatih dari beberapa klub Spanyol dan tim nasional Spanyol yang mengawali sukses besar mereka di seluruh dunia,” ungkap pernyataan resmi Federasi Sepakbola Spanyol, sebagaimana dikutip dari BBC, Sabtu (1/2/2014).
Sementara itu, Atletico Madrid yang pernah dibela dan dilatihnya dalam sebuah pernyataan mengungkapkan rasa kehilangan yang sangat mendalam atas kepergian Aragones.
“Salah satu legenda terbesar Rojiblancas telah meninggalkan kita,” tulisnya.
Presiden klub Enrique Cerezo menuturkan Luis Aragones merupakan pemain dan pelatih yang hebat, sekaligus sebagai teman yang luar biasa.
“Atas nama klub, saya ingin menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarganya,” ungkapnya.
Sementara itu, Gelandang Manchester United Juan Mata juga mengukirkan rasa dukanya melalui akun twitter-nya. “Dia melahirkan yang terbaik bagi sepak bola Spanyol dalam sejarah. Berita yang sangat menyedihkan. Dia akan selalu diingat,” kicaunya.
Seperti diketahui, Aragones mengambil alih kepelatihan timnas Spanyol pada 2004 dan melakukan perubahan besar-besaran. Dia melepaskan pemain senior seperti Raul dan Michel Salgado, kemudian memperkenalkan gaya bermain baru, yakni sepak bola short-passing yang akhirnya membawa kesuksesan bagi Barcelona.
Upayanya berbuah manis empat tahun kemudian. Timnas Spanyol berhasil menjuarai Eropa setelah mengalahkan Jerman 1-0 di final Euro 2008. Setelah itu, dia mengundurkan diri sebagai pelatih timnas.
Kendati begitu, dasar-dasar sepak bola modern tim Matador tetap melekat di timnas hingga Spanyol berhasil keluar sebagai juara Piala Dunia 2010 dan mempertahankan gelar Eropa mereka pada 2012.
Di samping kesuksesannya, Aragones juga punya cerita kelam, yakni saat masa jabatannya di timnas Spanyol dia didenda €3.000 akibat komentar rasisnya kepada mantan striker Arsenal Thierry Henry.
Pada saat itu, dia bersikeras komentar tersebut dimaksudkan untuk memotivasi para punggawa Spanyol, dengan membandingkan Jose Reyes dengan rekan seklubnyatersebut, tanpa bermaksud menyinggung perasaan Henry.
Pada saat berhasil menjuarai Euro 2008, gelandang Xabi Alonso meberikan komentar tentang Aragones. “Dia adalah salah satu alasan utama kami memenangkan gelar. Kami telah melalui saat-saat sulit selama dua tahun, tapi dia terjebak dengan tim yang sama dan memiliki keyakinan pada pemain. Keputusan tersebut sungguh tepat,” ungkapnya.
Setelah mundur dari kursi pelatih timnas Spanyol, Aragones melatih klub Turki, Fenerbahce. Tidak bertahan lama, dia hanya semusim di sana. Setelah itu, ia pun menikmati masa pensiunnya.
Dan kini, ia pun berada pada peristirahatan terakhirnya yang abadi.
Selamat jalan Aragones!
Terima kasih atas cuplikan sepakbola ‘ala Spanyol’-mu yang menawan. Yang jelas, pencinta sepakbola di seluruh dunia, menikmatinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
