Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Playoff Piala Dunia 2014: Prancis Hindari Nasib Buruk 20 Tahun Lalu

Prancis perlu bermain tanpa rasa takut pada pertandingan playoff Piala Dunia 2014 mereka melawan Ukraina untuk menghindari nasib buruk yang menimpa tim 20 tahun silam, ketika kekalahan di kandang sendiri dari Bulgaria membuat mereka gagal menembus putaran final Piala Dunia 1994.

Bisnis.com, JAKARTA -  Prancis perlu bermain tanpa rasa takut pada pertandingan "playoff" Piala Dunia 2014 mereka melawan Ukraina untuk menghindari nasib buruk yang menimpa tim 20 silam, ketika kekalahan di kandang sendiri dari Bulgaria membuat mereka gagal menembus putaran final Piala Dunia 1994.

Itu merupakan terakhir kalinya Prancis gagal lolos ke turnamen utama dan pasukan Didier Deschamps akan berharap pertandingan pertama playoff Piala Dunia 2014 pada Jumat (15/11/2013) di Ukraina, dapat memberi mereka peluang untuk kembali ke Stade de France dengan pikiran tenang.

Empat tahun silam mereka harus bersandar pada "hand ball" Thierry Henry untuk menyingkirkan Irlandia di "playoff" Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, dan mereka akan bertekad untuk tidak mengalami hal serupa saat ini.

"Kami perlu hasil tandang yang bagus sehingga kami dapat mengatasi pertandingan kedua," kata Franck Ribery, yang telah mencetak enam gol dan melakukan sembilan assist bagi 24 gol terakhir Prancis.

"Pertandingan-pertandingan (playoff) ini istimewa. Mereka dikelilingi oleh konteks yang sulit. Kami perlu bermain tanpa tekanan. Kami semestinya tidak takut," tambahnya.

Kekalahan dari Bulgaria di pertandingan fase grup pada 17 November 1993, ketika gol di menit terakhir yang dibukukan Emil Kostadinov membuat mereka menang 2-1 di Parc des Princes, tidak akan pernah dilupakan Prancis.

Deschamps bermain pada pertandingan itu, dan mungkin kejadian malam itu terlintas di benaknya ketika ia memandangi lapangan latihan Clairefontaine Prancis.

"Kami harus menghindari rasa cemas dan rasa gugup yang dapat berdampak buruk pada penampilan kami," ucapnya.

Bagaimanapun, para pemain yang lebih muda tidak begitu terhantui oleh pertandingan itu.

"Prancis melawan Bulgaria? Tidak, itu tidak mengingatkan saya pada apapun," kata Paul Pogba, yang baru berusia delapan bulan ketika tendangan bebas David Ginola menjadi awal terciptanya gol Kostadinov.

"Saya tidak memikirkannya bahkan untuk semenit pun," tambah gelandang Blaise Matuidi kepada Reuters yang dikutip Antara.

Lupakan masa lalu Ukraina juga akan berniat melupakan masa lalu ketika mereka berpartisipasi di "playoff" Piala Dunia untuk keempat kalinya secara berturut-turut, setelah gagal menembusnya dalam tiga kesempatan sebelumnya.

"Kami berusaha untuk menjaga pemain-pemain kami menjauh dari masa lalu. Untuk mengetahui alasan-alasan kegagalan itu, Anda harus berada di sana," kata pelatih Ukraina Mykhaylo Fomenko.

Ukraina gagal lolos ke putaran final Piala Dunia melalui "playoff" pada 1998, 2002, dan 2010, di mana mereka disingkirkan Kroasia, Jerman, dan Yunani secara beruntun.

Tereliminasi dari Slovenia pada "playoff" Piala Eropa 2000 semakin memperpanjang daftar nasib buruk mereka.

Delapan pemain Ukraina akan menjalani pertandingan dengan kandang dengan ancaman tidak dapat tampil di Paris, jika mereka terkena hukuman kartu.

"Sepak bola semakin agresif dan bertambah agresif, menghasilkan banyak kartu kuning di pertandingan-pertandingan seperti ini," kata Fomenko kepada Reuters

"Saya mendiskusikan masalah ini dengan para pemain. Terkadang sulit untuk menahan emosi Anda," kata Fomenko yang berkata bahwa ia tahu bagaimana cara mengalahkan Prancis, tim yang tidak pernah mereka kalahkan dalam tujuh pertandingan.

"Tentu saja saya memiliki resepnya," ucapnya.

Prancis, seperti Ukraina, semestinya dapat menurunkan kekuatan penuh dengan Karim Benzema yang telah kembali menemukan ketajamannya dengan sumbangan dua gol dari dua pertandingan terakhir - kemenangan 6-0 atas Australia di pertandingan persahabatan dan saat menang 3-0 atas Finlandia di pertandingan terakhir mereka di kualifikasi Piala Dunia.

Satu-satunya kecemasan terletak di jantung pertahanan, di mana Eric Abidal terlihat sedikit kurang cepat di Liga Prancis, khususnya karena Ukraina merupakan tim yang menyukai serangan balik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper